Kuala Kapuas (ANTARA) - Pandemi COVID-19 juga berdampak terhadap penjualan produk kerajinan berbahan getah nyatu di Kabupaten Kapuas Kalimantan Tengah sehingga dikeluhkan pelaku usaha kecil, mikro dan menengah di daerah itu.
"Omzet penjualan produk getah nyatu di masa pandemi COVID-19 ini mengalami penurunan sekitar 50 persen dari hari-hari biasanya," kata Edy Bambang, salah satu pemilik toko suvenir di Kuala Kapuas, Rabu.
Toko suvenir ANTIK milik Edy Bambang yang berada di jalan Kapuas Seberang II Kelurahan Dahirang, Kecamatan Kapuas Hilir, kini sepi pembeli. Ini juga berdampak pada aktivitas perajin produk getah nyatu yang terpaksa harus mengurangi produksi.
Edy menyebutkan, kondisi ini membuat sebanyak 24 orang karyawannya untuk sementara waktu terpaksa tidak dipekerjakan, sedangkan produk getah nyatu yang telah diproduksi dijual seadanya untuk menutupi biaya operasional.
Selama pandemi COVID-19 ini tamu yang datang berkunjung ke Kapuas berkurang dibanding sebelumnya. Pengiriman barang-barang pun juga berkurang, khususnya untuk keluar daerah karena menurunnya permintaan di masa pandemi ini.
Edy mengatakan, usaha kerajinan getah nyatu ini sudah dibuka selama 33 tahun sampai sekarang. Usaha ini, mulai dibangun sejak tahun 1987 dan turun temurun dari orang tua hingga ke anak dan cucu.
Hasil produk getah nyatu ini biasanya dijual secara online maupun langsung datang. Kebanyakan mereka yang datang ke toko tersebut membeli untuk dijual kembali.
Usaha pembuatan kerajinan getah nyatu ini pun dibuat secara industri rumahan, dengan dengan memberdayakan warga setempat dengan karyawan sebanyak 24 orang.
Penjualan kerajinan ini mulai dari dalam daerah maupun luar daerah Kapuas, seperti dari Banjarmasin, Martapura, Provinsi Kalimantan Selatan, dan Balikpapan, Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur, serta daerah lainnya dengan tetap menggunakan protokol Kesehatan.
Edy berharap adanya perhatian dari pemerintah daerah setempat, terkait usaha kecil menengah kerajinan getah nyatu miliknya tersebut, di tengah dampak pandemi COVID-19 yang melanda hingga saat ini.
Baca juga: Kapuas terima bantuan budidaya ikan sistem bioflok
Baca juga: Kapal bermuatan ekskavator terbalik di Sungai Mentangai setelah tabrak jembatan