Layanan cuci darah bagi peserta JKN-KIS di RSUD Buntok cukup 'fingerprint'

id bpjs kesehatan muara teweh,pasein cuci darah,fingerprint,rsud jaraga sasameh buntok

Layanan cuci darah bagi peserta JKN-KIS di RSUD Buntok cukup 'fingerprint'

Foto Arsip - Kepala BPJS Kesehatan Cabang Muara Teweh Iwan Adriady saat bertemu dengan manajemen RSUD Jaraga Sasameh Buntok, Selasa (21/1/2020).ANTARA/HO-BPJS Kesehatan Muara Teweh

Buntok (ANTARA) - Pelayanan cuci darah di RSUD Jaraga Sasameh Buntok, Kabupaten Barito Selatan bagi peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) diberi kemudahan cukup dengan 'fingerprint' atau sidik jari pasien sudah bisa dilayani.

"Pelayanan cuci darah kini lebih mudah, peserta JKN-KIS yang menjalani pelayanan HD (hemodialisis)  rutin tidak perlu lagi memperbarui rujukan dari Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang sebelumnya dilakukan tiap tiga bulan, sekarang cukup dengan fingerprint saja sudah bisa dilayani," kata Kepala BPJS Kesehatan Cabang Muara Teweh  Iwan Adriady saat bertemu dengan manajemen RSUD Jaraga Sasameh Buntok, Selasa. 

Menurut dia, kemudahan layanan bagi pasien HD (hemodialisis) ini merupakan salah satu bentuk komitmen bersama antara BPJS Kesehatan dengan Pehimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) dalam upaya peningkatan kualitas layanan yang diimplementasikan pada 2020.

Kemudahan, kecepatan dan kepastian layanan bagi peserta JKN-KIS yang melakukan cuci darah misalnya, BPJS Kesehatan kini memangkas prosedur rujukan yang awalnya surat rujukan harus diperbarui setiap tiga bulan di FKTP.

"Peserta JKN-KIS dapat melakukan perekaman dengan menggunakan sidik jari atau fingerprint di rumah sakit dan selanjutnya tidak perlu lagi mengulang rujukan dari FKTP ketika memanfaatkan layanan cuci darah," kata Iwan.

Kepala Ruangan Instalasi Hemodialisa RSUD Jaraga Sasameh Yudith Dwi Angela mengatakan adanya kemudahan layanan bagi pasien HD ini sangat bermanfaat mengingat mereka yang mengakses pelayanan cuci darah tidak hanya dari daerah Buntok saja, melainkan juga banyak yang berasal dari luar daerah.

"Tercatat hingga saat ini pasien yang mengakses pelayanan cuci darah tidak hanya berasal dari Buntok saja, melainkan juga dari kabupaten lainnya. Dengan adanya sistem fingerprint, mereka tidak perlu lagi mengurus pembaruan surat rujukan ke FKTP, tentu akan hemat waktu dan tenaga," kata Yudith.

Dia mengatakan dalam memberikan pelayanan bagi pasien HD, RSUD Jaraga Sasameh memiliki enam alat HD dan operasionalnya dalam sehari dibagi menjadi dua shift yakni dalam satu shiftnya kita dapat mengoperasikan enam alat HD dengan waktu 4-5 jam.

"Pasien yang menjalani cuci darah semuanya dari peserta JKN-KIS, kami berterima kasih karena dengan adanya sistem fingerprint bagi pasien HD ini menjadikan pelayanan lebih cepat dan pastinya bisa diakses dengan mudah oleh pasien," tambah Yudith.

Ia pun tidak segan untuk membagikan kemudahan ini dengan menginformasikannya kepada pasien HD yang telah rutin menjalani cuci darah.

"Kita punya grup whatsapp yang berisi seluruh pasien yang rutin menjalani cuci darah di sini, dan adanya kemudahan ini kita akan informasikan lewat grup tersebut," ucapnya.

Selain adanya kemudahan sistem fingerprint bagi pasien HD, sebagai komitmen dalam peningkatan kualitas layanan, kini di RSUD Jaraga Sasameh juga tersedia display ketersediaan kamar rawat inap yang terpasang di ruang tunggu pelayanan dan dapat dengan mudah diakses oleh peserta JKN-KIS melalui aplikasi mobile JKN.