Jakarta (ANTARA) - Para peneliti berpendapat, rambut rontok tak hanya disebabkan gen, tetapi juga sejumlah besar faktor lingkungan salah satunya polusi udara.
Hal ini mungkin menjelaskan jika suatu saat warga Jakarta mengeluhkan rambut mereka rontok, mengingat Jakarta belakangan ini tercatat sebagai kota dengan level polusi yang tinggi.
Peneliti dari Future Science Research Center di Korea Selatan, Hyuk Chul Kwon dalam makalahnya berjudul "Efek partikel pada papilla dermal manusia," menemukan efek materi partikulat pada sel di pangkal folikel rambut. Sel-sel ini disebut sel papilla dermal folikel (HFDPC).
Materi partikulat, adalah istilah untuk campuran partikel padat dan tetesan cairan, terbuat dari berbagai bahan kimia, yang dapat dihirup orang. Beberapa partikel ini menimbulkan risiko serius bagi kesehatan.
Baca juga: Konsumsi makanan mengandung protein hingga biotin atasi rambut rontok
Dalam studi, Kwon dan koleganya mengekspos HFDPC ke partikel debu dan diesel PM10. Menurut Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (EPA), partikel PM10 adalah partikel yang bisa terhirup dengan diameter yang umumnya 10 mikrometer dan lebih kecil dari itu.
Setelah 24 jam, mereka memeriksa kadar protein setelah terpapar partikel menggunakan analisis Western blotting.
Analisis tersebut mengungkapkan paparan PM10 dan partikel diesel menurunkan kadar protein beta-catenin untuk pertumbuhan rambut.
Selain itu, debu dan PM10 menurunkan tingkat protein lain yakni cyclin D1, cyclin E, dan CDK2 yang menentukan pertumbuhan rambut dan retensi rambut.
Baca juga: Ternyata COVID-19 bisa sebabkan rambut rontok
"Sementara hubungan antara polusi udara dan penyakit serius seperti kanker, penyakit paru obstruktif kronis, dan penyakit kardiovaskular sudah kuat, hanya dedikit atau tidak ada penelitian tentang efek partikel paparan pada kulit manusia khususnya rambut," kata Kwon seperti dilansir dari Medical News Today.
Di seluruh dunia, sekitar 4,2 juta orang meninggal setiap tahun akibat pencemaran udara, menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO). WHO juga memperkirakan lebih dari 90 persen populasi dunia hidup di daerah yang terlalu tercemar.
Serangan jantung, asma yang memburuk, detak jantung tidak teratur dan fungsi paru-paru yang lebih buruk hanyalah beberapa kondisi yang terkait dengan paparan berlebihan polusi pada tubuh.
Baca juga: Kenali tanda-tanda tubuh kurang kena sinar matahari
Baca juga: Awas rambut rusak karena kesalahan saat keramas
Baca juga: Atasi masalah rambut rontok dengan cokelat hitam
Berita Terkait
Ini tiga jenis kebotakan yang umum terjadi di masyarakat
Rabu, 13 Maret 2024 14:27 Wib
Cegah kebotakan rambut dengan terapi sekretom
Jumat, 10 November 2023 13:51 Wib
Atasi rambut rontok dengan minyak rosemary
Senin, 11 September 2023 10:26 Wib
Konsumsi makanan bernutrisi untuk atasi rambut rontok
Selasa, 18 Juli 2023 14:04 Wib
Cara mengurai rambut kusut agar tidak mudah rusak
Kamis, 22 Juni 2023 11:36 Wib
Ini solusi perawatan rambut agar tidak rusak karena polusi udara
Senin, 24 April 2023 16:44 Wib
Kenali hubungan antara minuman manis dan rambut rontok
Minggu, 8 Januari 2023 19:21 Wib
Apa penyebab kebotakan berpola?
Kamis, 22 September 2022 8:01 Wib