Ma'ruf Amin sebut kualitas pendidikan di Indonesia belum seragam

id Ma'ruf Amin,pendidikan di indonesia,Ma'ruf Amin sebut kualitas pendidikan di Indonesia belum seragam

Ma'ruf Amin sebut kualitas pendidikan di Indonesia belum seragam

Wakil Presiden, Ma'ruf Amin, menyampaikan sambutan pada diskusi kelompok terfokus Penguatan Peran LPTK secara virtual dari rumah dinas wakil presiden, di Jakarta, Selasa (6/10/2020). (ANTARA/Asisten Deputi Komunikasi dan Informasi Publik Sekretariat Wakil Presiden)

Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden, Ma'ruf Amin, mengatakan kualitas yang dimiliki lembaga pendidikan di seluruh wilayah Indonesia belum seragam dan tidak memiliki standar mutu yang sama antara satu sekolah dengan sekolah lain.

"Kondisi kualitas pendidikan kita masih sangat bervariasi, tidak hanya antardaerah tetapi juga antarlembaga pendidikan. Selain itu, lembaga pendidikan kita antardaerah belum seluruhnya memiliki standar mutu yang sama," kata dia, saat membuka focused group discussion (FGD) Penguatan Peran Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) secara virtual, Selasa.

Kesenjangan tersebut, kata dia, salah satunya disebabkan oleh kondisi SDM tenaga pengajar yang belum berkualitas. Ia mengatakan jenjang pendidikan terakhir yang dimiliki guru menjadi penentu peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.

"Masih ada 10 persen guru bukan PNS dan 6,7 persen guru PNS yang belum memiliki gelar sarjana S1," katanya.

Baca juga: Disdik Seruyan minta anak ikuti PAUD minimal setahun

Sementara itu, berdasarkan UU Nomor 14/2005 tentang Guru dan Dosen dijelaskan guru wajib memiliki kualifikasi akademis melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma empat.

Oleh karena itu, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memutasi terhadap guru-guru PNS yang masih berijazah Sekolah Pendidikan Guru, SMA, dan Diploma III.

Ia juga menegaskan setiap upaya untuk mewujudkan SDM unggul harus disertai dengan pengasahan dan penguatan karakter SDM itu. Sehingga, kepentingan masyarakat umum menjadi prioritas tanpa memandang suku, agama maupun golongan.

"Saya juga ingin kita semua bersepakat bahwa segala bentuk pengembangan SDM harus disertai dengan dengan pengasahan dan penguatan karakter. Pengembangan SDM berbasis karakter harus sejajar dengan pengembangan SDM berbasis kompetensi," ujarnya.

Baca juga: Beasiswa pendidikan dari Gojek untuk mitra driver

Baca juga: Ini kata Nadiem terkait penerapan hidup bersih dan sehat

Baca juga: BAF bantu peningkatan prasarana pendidikan di Palangka Raya