Kuala Kurun (ANTARA) - Akit, warga Desa Tuyun, Kecamatan Mihing Raya, Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan menemukan puluhan benda yang diduga cagar budaya berupa keramik buatan China pada Senin (12/10) lalu.
“Jenisnya ada piring, mangkuk, tempat menyimpan air, gelas dan tatakan gelas, piring, serta beberapa benda lainnya yang saya tidak ketahui namanya. Rencananya saya simpan, rawat dan pelihara dulu,” ucap Akit saat dibincangi di Tuyun, Minggu.
Dikatakan, awalnya dirinya melunta atau mencari ikan di Sungai Kahayan dengan menggunakan perahu pada Senin (12/10) pagi. Saat perjalanan, dia melihat ada susunan keramik di bekas tanah longsor.
Saat didekati, ternyata Akit melihat ada keramik di bekas tanah longsor tersebut. Dia pun segera menggali lebih dalam dan menemukan ada puluhan keramik di bekas tanah longsor tersebut.
Mengetahui ada puluhan keramik di bekas tanah longsor, Akit bergegas menghubungi dua keluarganya yakni Supratman dan Eka Saputra, untuk membantu membawa pulang puluhan keramik tersebut.
“Memang malam sebelumnya saya bermimpi masuk ke sebuah rumah tua. Di dalam rumah itu banyak barang-barang seperti sembako. Saat saya masuk ke rumah itu, saya terbangun. Paginya saya malah dapat benda-benda ini,” bebernya.
Setelah dibersihkan, sambung dia, diketahui jumlah mangkuk sebanyak 48 buah, piring 10 buah, tempat air minum dua buah, gelas dan tatakan gelas dua pasang, dan beberapa benda lainnya yang tidak diketahui nama dan fungsinya.
Saat ini puluhan benda keramik tersebut masih utuh dan tersimpan rapi di kediaman Akit. Dia pun berniat untuk menyimpan, merawat, dan menjaga puluhan benda tersebut.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Gumas Eigh Manto mengatakan bahwa pihaknya akan segera melakukan pemeriksaan ke lapangan, untuk mengetahui terkait penemuan tersebut, sebagai bahan melakukan ekskavasi.
“Ekskavasi itu seperti kita melakukan rekonstruksi. Di mana benda cagar budaya tersebut ditemukan, lalu kita teliti, apakah di lokasi tersebut dulunya rumah, atau kuburan, atau lainnya,” paparnya.
Dia pun mengimbau kepada warga yang menemukan benda cagar budaya agar merawat benda tersebut dengan baik. Jangan sampai benda tersebut tidak dirawat dan malah rusak.
“Yang pasti tidak akan diambil oleh pemerintah, malah untuk mengamankan dan banyak manfaatnya bagi penemu. Suatu saat jika Gumas punya museum, tidak menutup kemungkinan kita bisa ganti rugi. Bentuknya bisa tali asih atau apapun bentuknya, yang pasti tidak merugikan si penemu,” jelas Eigh Manto.