Jakarta (ANTARA) - Anggota Polda Metro Jaya menyelidiki dan memburu aktor intelektual yang diduga menggerakkan pelajar untuk menyusup dan membuat kericuhan saat unjuk rasa menolak Omnibus Law Cipta Kerja pada beberapa waktu lalu.
"Bagian ke atasnya nanti akan kita kejar, kita masih melakukan penyelidikan, kita akan kejar sampai mana pun," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol. Yusri Yunus di Markas Komando Polda Metro Jaya, Rabu.
Saat ini, petugas Polda Metro Jaya telah mengamankan dan menetapkan tersangka terhadap tiga pemuda berstatus pelajar berperan sebagai admin grup "Facebook" dan "Instagram" yang memuat hasutan dan provokasi terhadap sejumlah siswa setingkat sekolah menengah atas (SMA) itu.
"Kalau dilihat bagaimana isi dari grupnya itu, bawa apa, ketemu polisi nanti seperti apa, bikin rusuh, bakar ini dan itu, ada di grup itu. Macam-macam disampaikan dalam grup itu, memang sudah penghasutan, termasuk tanggal 8,13 dan 20 Oktober kemarin sudah disebarkan semuanya, itu bentuk penghasutan," ungkap Yusri.
Lebih lanjut, Yusri mengatakan pihak kepolisian akan memeriksa secara intensif ketiga tersangka tersebut untuk mencari pelaku utama yang mengendalikan para admin akun media sosial provokatif tersebut.
"Nah kita cari atasnya, ini adminnya dulu. Kita selidiki lagi nanti sampai atasnya," pungkas Yusri.
Sebelumnya, anggota Polda Metro Jaya membekuk tiga pemuda berstatus pelajar tersebut berinisial MLAI (16), WH (16), dan SN (17).
Tersangka MLAI dan WH diamankan polisi karena berperan sebagai admin grup Facebook "STM Se-Jabodetabek" yang memuat hasutan kepada para pelajar untuk membuat kerusuhan saat berlangsungnya unjuk rasa. Grup Facebook "STM se-Jabodetabek" tersebut diketahui mempunyai sekitar 20.000 anggota.
Sedangkan, pemuda lainnya berinisial SN sebagai admin akun Instagram "@panjang.umur.perlawanan" juga memuat konten hasutan dan provokasi untuk membuat kerusuhan.
Ketiganya juga diketahui mengajak para pelajar untuk terlibat dalam demo yang berakhir ricuh pada Kamis (8/10) dan Selasa (13/10).
Akun media sosial tersebut juga kembali mengajak membuat kerusuhan kepada para pengikutnya di media sosial dalam aksi demo pada Selasa (20/10).
Berita Terkait
Penonton rusuh, FIFA hukum Senegal dan Nigeria
Rabu, 4 Mei 2022 15:08 Wib
China ingin hilangkan kebiasaan penggemar yang rusuh di internet
Jumat, 27 Agustus 2021 13:05 Wib
Polri pastikan video demo rusuh hari ini hoaks
Sabtu, 24 Juli 2021 22:25 Wib
Dua Pengadilan Pulang Pisau antisipasi rusuh dalam persidangan
Jumat, 19 Februari 2021 12:34 Wib
Perwira polisi nyamar jadi mahasiswa saat demo rusuh?
Rabu, 21 Oktober 2020 17:23 Wib
Perbaikan kerusakan Stadion GBT tanggung jawab Persebaya
Rabu, 30 Oktober 2019 20:45 Wib
Pertandingan Persipura lawan Persib bakal tanpa penonton
Sabtu, 21 September 2019 20:58 Wib
Data kerusakan akibat kerusuhan di Papua Barat
Senin, 2 September 2019 15:43 Wib