Sampit (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Kalimantan Tengah mengimbau masyarakat Kabupaten Kotawaringin Timur meningkatkan kewaspadaan terhadap serangan buaya yang kini meningkat.
"Kami mengimbau masyarakat lebih waspada dan hati-hati saat beraktivitas di pinggir sungai. Terlebih saat hari sudah gelap, sangat rawan serangan buaya," kata Komandan Jaga BKSDA Kalimantan Tengah Pos Sampit, Muriansyah di Sampit, Minggu.
Insiden serangan buaya di daerah ini kembali meningkat. Rabu (30/12/2020) sekitar pukul 10.30 WIB lalu, seorang bocah laki-laki berusia 11 tahun diterkam buaya saat mandi di Sungai Hambawang Desa Ganepo Kecamatan Seranau.
Untungnya nyawa bocah itu berhasil diselamatkan setelah paman korban dan warga lainnya menariknya dari mulut buaya. Akibat kejadian itu, bocah tersebut menderita bekas gigitan buaya pada kedua kakinya.
Serangan buaya kembali terjadi pada Jumat (1/1) sekitar pukul 23.30 WIB. Korbannya adalah seorang nenek bernama Bahriah (74) warga Desa Pelangsian Kecamatan Mentawa Baru Ketapang hingga menderita putus tangan kiri dan patah kaki kiri akibat diterkam buaya saat dirinya mencuci tangan usai buang air besar di sungai.
Muriansyah mengakui, serangan dan kemunculan buaya di Sungai Mentaya dan anak-anak sungainya, kembali meningkat. Bahkan saat perjalanan hendak memeriksa serangan lokasi serangan buaya di Sungai Hambawang, Muriansyah sempat melihat seekor buaya muara dengan panjang sekitar 2,5 meter sedang berjemur di pinggir sungai perairan Dusun Belanti Desa Bengkuang Makmur Kecamatan Mentawa Baru Ketapang.
Baca juga: Pantai Ujung Pandaran ramai pengunjung setelah objek wisata kembali dibuka
Menurut informasi, warga sering melihat kemunculan buaya, bahkan ada yang panjangnya diperkirakan mencapai lima meter. Muriansyah pun sempat mencari ke lokasi tempat kemunculan buaya besar tersebut namun satwa ganas itu tidak terlihat.
Muriansyah juga sudah memeriksa lokasi serangan buaya di Desa Pelangsian dan bertemu keluarga korban. Dia mengimbau kepada masyarakat untuk lebih berhati-hati saat beraktivitas di sungai karena serangan buaya bisa terjadi kapan saja.
"Kami berusaha menangkap buaya dengan memasang jerat di sekitar lokasi kejadian dan tempat-tempat buaya sering terlihat. Masyarakat juga harus selalu berhati-hati," kata Muriansyah.
Sementara itu, Bahriah yang tangan kirinya putus akibat diterkam buaya, sudah menjalani operasi di RSUD dr Murjani Sampit. Simpatik dari masyarakat pun berdatangan dengan memberi bantuan untuk meringankan beban korban dan keluarganya.
Baca juga: Buaya terkam nenek di Sampit hingga tangan putus
Baca juga: Bocah ini diselamatkan saat kakinya sudah di mulut buaya