Air pasang ancam warga pesisir Pulang Pisau
Pulang Pisau (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah, mengeluarkan peringatan dini kepada lima kecamatan yang berpotensi terdampak air pasang tinggi atau banjir rob dan cuaca ekstrem.
“Peringatan dini kita ingatkan bagi seluruh masyarakat di Kecamatan Sebangau Kuala, Kahayan Kuala, Maliku, Pandih Batu dan Kahayan Hilir khususnya yang berdomisili di bantaran Sungai Kahayan, Sebangau dan Pantai Pesisir Laut Jawa agar berhati hati dan mengamankan barang- barang berharga mengingat tingginya air pasang,” kata Kepala BPBD Kabupaten Pulang Pisau Salahudin melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Tekson di Pulang Pisau, Jumat.
Dikatakan Tekson, sampai saat ini masih terjadi air pasang laut (banjir rob) di Desa Sei Bakau sampai Kamis (14/1) malam, ada 22 rumah warga yang terendam dengan kedalaman 20-60 centimeter dengan durasi waktu hingga dua jam.
Kejadian bencana banjir rob sudah terjadi sejak tanggal 13 Januari 2020. Kenaikan debit air juga terjadi di Desa Mekar Jaya Kecamatan Sebangau Kuala.
Berdasarkan informasi yang diterima BPBD setempat, untuk saat ini ketinggian air mencapai 20 centimeter dari permukaan sungai. Banjir terjadi sejak tanggal 14 Januari 2021 sekitar Pukul 11.00 yang diakibatkan hujan dengan intensitas tinggi disertai luapan air pasang. Untuk Desa Cemantan juga mengalami kenaikan debit air tetapi belum merendam rumah warga.
Mengingat potensi bencana air pasang dan cuaca ekstrem ini, kata Tekson, BPBD terus mengingatkan masyarakat agar mengantisipasi berbagai kemungkinan yang terjadi untuk meminimalisir risiko dan timbulnya korban, baik materi dan jiwa.
Khusus untuk Desa Kiapak, Desa Cemantan, Desa Sei Pudak, Desa Sei Bakau dan Desa Hambawang, dikatakan Tekson, mengingat cuaca ekstrem disertai tingginya gelombang dan air pasang tinggi, masyarakat dan pemerintah desa diminta untuk bersiaga sampai tiga hari kedepan.
Bila memungkinkan mengevakuasi warga yang rentan, diantaranya orangtua, anak-anak, dan ibu hamil ke tempat yang lebih aman. Poin lainnya, papar Tekson, meminta agar pemerintah desa selalu mengupdate laporan terkini kepada pihak kecamatan, kabupaten serta TNI/Polri.
Khusus untuk warga yang mau bepergian ke wilayah Kalimantan Selatan agar bisa ditunda sementara mengingat saat ini, Kalimantan Selatan masih dalam Tanggap Darurat Bencana Banjir sehubungan akses ke Banjarbaru dan Pelaihari yang sebelumnya terputus.
“Bagi nelayan yang beraktivitas di laut untuk selalu memperhatikan kondisi cuaca dan peringatan dini dari pemerintah dengan terus memperhatikan update prakiraan cuaca yang bisa berubah setiap saat,” demikian Tekson.
Baca juga: Bupati Edy Pratowo yakinkan masyarakat vaksin aman digunakan
“Peringatan dini kita ingatkan bagi seluruh masyarakat di Kecamatan Sebangau Kuala, Kahayan Kuala, Maliku, Pandih Batu dan Kahayan Hilir khususnya yang berdomisili di bantaran Sungai Kahayan, Sebangau dan Pantai Pesisir Laut Jawa agar berhati hati dan mengamankan barang- barang berharga mengingat tingginya air pasang,” kata Kepala BPBD Kabupaten Pulang Pisau Salahudin melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Tekson di Pulang Pisau, Jumat.
Dikatakan Tekson, sampai saat ini masih terjadi air pasang laut (banjir rob) di Desa Sei Bakau sampai Kamis (14/1) malam, ada 22 rumah warga yang terendam dengan kedalaman 20-60 centimeter dengan durasi waktu hingga dua jam.
Kejadian bencana banjir rob sudah terjadi sejak tanggal 13 Januari 2020. Kenaikan debit air juga terjadi di Desa Mekar Jaya Kecamatan Sebangau Kuala.
Berdasarkan informasi yang diterima BPBD setempat, untuk saat ini ketinggian air mencapai 20 centimeter dari permukaan sungai. Banjir terjadi sejak tanggal 14 Januari 2021 sekitar Pukul 11.00 yang diakibatkan hujan dengan intensitas tinggi disertai luapan air pasang. Untuk Desa Cemantan juga mengalami kenaikan debit air tetapi belum merendam rumah warga.
Mengingat potensi bencana air pasang dan cuaca ekstrem ini, kata Tekson, BPBD terus mengingatkan masyarakat agar mengantisipasi berbagai kemungkinan yang terjadi untuk meminimalisir risiko dan timbulnya korban, baik materi dan jiwa.
Khusus untuk Desa Kiapak, Desa Cemantan, Desa Sei Pudak, Desa Sei Bakau dan Desa Hambawang, dikatakan Tekson, mengingat cuaca ekstrem disertai tingginya gelombang dan air pasang tinggi, masyarakat dan pemerintah desa diminta untuk bersiaga sampai tiga hari kedepan.
Bila memungkinkan mengevakuasi warga yang rentan, diantaranya orangtua, anak-anak, dan ibu hamil ke tempat yang lebih aman. Poin lainnya, papar Tekson, meminta agar pemerintah desa selalu mengupdate laporan terkini kepada pihak kecamatan, kabupaten serta TNI/Polri.
Khusus untuk warga yang mau bepergian ke wilayah Kalimantan Selatan agar bisa ditunda sementara mengingat saat ini, Kalimantan Selatan masih dalam Tanggap Darurat Bencana Banjir sehubungan akses ke Banjarbaru dan Pelaihari yang sebelumnya terputus.
“Bagi nelayan yang beraktivitas di laut untuk selalu memperhatikan kondisi cuaca dan peringatan dini dari pemerintah dengan terus memperhatikan update prakiraan cuaca yang bisa berubah setiap saat,” demikian Tekson.
Baca juga: Bupati Edy Pratowo yakinkan masyarakat vaksin aman digunakan