Antisipasi banjir, sembilan kanal buatan Belanda akan diaktifkan
Banjarmasin (ANTARA) - Wali Kota Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan H Ibnu Sina menyampaikan pihaknya berupaya menghidupkan kembali kanal-kanal peninggalan Belanda untuk mengantisipasi bencana banjir yang melanda daerah itu sejak pertengahan bulan lalu hingga kini.
"Ada sembilan kanal buatan Belanda di kota kita ini, harus kita hidupkan lagi," ujarnya di Banjarmasin, Selasa.
Dia menyebutkan, kanal yang dibuat Belanda pada masa penjajahan dulu diantaranya seperti sungai di Jalan Sutoyo, sungai di jalan Veteran dan sungai di jalan A Yani.
Menurut dia, sungai-sungai buatan itu tentunya memiliki fungsi yang vital bagi penanggulangan bencana banjir, sehingga harus dilancarkan betul.
Sebagai langkah nyata untuk melakukan normalisasi kanal-kanal tersebut, pemerintah kota sudah membentuk satuan tugas (Satgas) normalisasi sungai dan drainase terhitung pada Selasa (2/2).
Menurut dia, penanganan kelancaran aliran sungai dan drainase di kota ini perlu sangat serius dilakukan, setelah musibah banjir yang hampir tidak pernah ada sebesar ini melanda ibu kota provinsi Kalsel.
"Jadi kita minta para lurah dan camat untuk mendata sungai-sungai di wilayahnya yang terganggu alirannya karena tertutup bangunan atau lainnya, sehingga dapat kita tertibkan," tutur Ibnu Sina.
Sebagai kota berjuluk seribu sungai, kata dia, Banjarmasin memang dipersoalkan dengan banyaknya bangunan yang terkena badan sungai, hingga sungai menjadi menyempit, otomatis alirannya kurang maksimal.
Dia meminta masyarakat yang bangunannya atau rumahnya menyalahi aturan berada di atas sungai, bahkan hingga menutupi total alirannya untuk membongkar dengan kesadaran sendiri.
"Kami utamakan penegakan persuasif, pastinya akan tegas juga, demi kebersamaan untuk mengatasi banjir di masa akan datang," ujarnya.
"Ada sembilan kanal buatan Belanda di kota kita ini, harus kita hidupkan lagi," ujarnya di Banjarmasin, Selasa.
Dia menyebutkan, kanal yang dibuat Belanda pada masa penjajahan dulu diantaranya seperti sungai di Jalan Sutoyo, sungai di jalan Veteran dan sungai di jalan A Yani.
Menurut dia, sungai-sungai buatan itu tentunya memiliki fungsi yang vital bagi penanggulangan bencana banjir, sehingga harus dilancarkan betul.
Sebagai langkah nyata untuk melakukan normalisasi kanal-kanal tersebut, pemerintah kota sudah membentuk satuan tugas (Satgas) normalisasi sungai dan drainase terhitung pada Selasa (2/2).
Menurut dia, penanganan kelancaran aliran sungai dan drainase di kota ini perlu sangat serius dilakukan, setelah musibah banjir yang hampir tidak pernah ada sebesar ini melanda ibu kota provinsi Kalsel.
"Jadi kita minta para lurah dan camat untuk mendata sungai-sungai di wilayahnya yang terganggu alirannya karena tertutup bangunan atau lainnya, sehingga dapat kita tertibkan," tutur Ibnu Sina.
Sebagai kota berjuluk seribu sungai, kata dia, Banjarmasin memang dipersoalkan dengan banyaknya bangunan yang terkena badan sungai, hingga sungai menjadi menyempit, otomatis alirannya kurang maksimal.
Dia meminta masyarakat yang bangunannya atau rumahnya menyalahi aturan berada di atas sungai, bahkan hingga menutupi total alirannya untuk membongkar dengan kesadaran sendiri.
"Kami utamakan penegakan persuasif, pastinya akan tegas juga, demi kebersamaan untuk mengatasi banjir di masa akan datang," ujarnya.