Wapres akui pelaksanaan vaksinasi COVID-19 masih lamban

id Wapres ,Ma'ruf Amin,vaksinasi COVID-19,pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di Indonesia masih lamban,vaksin covid,kalteng

Wapres akui pelaksanaan vaksinasi COVID-19 masih lamban

Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin pada International Conference Tackling The Covid-19 Pandemic: Health, Economics, Diplomacy and Social Perspectives, melalui konferensi video di Kediaman Resmi Wapres, Jalan Diponegoro Nomor 2, Jakarta Pusat, Kamis (25/02/2021). ANTARA/DMA/SK-BPMI Setwapres/pri. (ANTARA/DMA/SK-BPMI Setwapres)

Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengakui pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di Indonesia masih berjalan lamban dengan jumlah dosis yang diberikan sebanyak 80-90 ribu per hari atau kurang dari 10 persen target nasional yaitu satu juta vaksin per hari.

"Memang untuk (tahap) pertama kali ini masih lamban, sekitar 80-90 ribu per hari, sementara target yang ingin dicapai itu satu juta dalam satu hari," kata Wapres Ma’ruf dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat.

Wapres menilai berbagai persoalan yang dihadapi dalam pelaksanaan vaksinasi COVID-19 tahap pertama antara lain terkait registrasi penerima vaksin, distribusi vaksin, pendataan penerima vaksin, dan jumlah vaksinator.

Menurut dia, pemerintah akan mengevaluasi persoalan-persoalan di lapangan tersebut, sehingga pelaksanaan vaksinasi COVID-19 tahap kedua mulai April mendatang dapat mempercepat capaian target penerima vaksin.

"Masalah-masalah yang terus mengganggu ini terus dibenahi, masalah teknis ya misalnya soal registrasi nanti disederhanakan, soal distribusi mulai dibenahi supaya itu cepat sampai dan soal data penerima vaksin juga terus dibenahi," katanya.

Pemerintah juga akan terus menambah jumlah dosis vaksin COVID-19 sesuai kebutuhan masyarakat di Indonesia. Selain itu, tenaga kesehatan penyuntik vaksin atau vaksinator akan ditambah supaya mempercepat vaksinasi.

"Memang sekarang dari impor (vaksin) itu masih sedikit, tetapi produksi yang dibuat di dalam negeri sudah mulai. Disamping itu juga ada tambahan, selain dari Sinovac ada juga dari AstraZeneca dan merek-merek lain. Lalu vaksinator juga akan diperbanyak, termasuk dari TNI dan Polri juga menyediakan vaksinator," ujarnya.