Palangka Raya (ANTARA) - Sekretaris Komisi B DPRD Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah Norhaini sangat prihatin dengan pencemaran lingkungan akibat sampah yang berbahan plastik.
"Bayangkan saja dampak kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh sampah plastik sangat membahayakan manusia, terutama anak cucu kita di masa mendatang yang akan merasakan dampaknya karena sampah plastik sangat sulit untuk terurai," katanya di Palangka Raya, Rabu.
Jika bahan organik membutuhkan waktu puluhan hari hingga berbulan-bulan untuk terurai, maka plastik memerlukan waktu ratusan hingga ribuan tahun untuk mengurainya.
Terlepas dari hal itu, Srikandi di DPRD Palangka Raya tersebut menambahkan, hendaknya seluruh pihak, mulai dari pemerintah kota, swasta, hingga masyarakat, meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya menjaga keseimbangan lingkungan hidup.
Salah satu caranya yakni dengan membatasi penggunaan barang berbahan plastik, guna mencegah pencemaran air dan tanah yang selama ini banyak tidak disadari oleh masyarakat.
"Kami tahu pencemaran sudah mencapai taraf yang mengkhawatirkan, untuk itu pemkot perlu campur tangan agar membatasi produksi serta penggunaan plastik," bebernya.
Ditambahkan politisi Partai Golkar tersebut, pihak industri yang ada di daerah tempat disarankan mulai berinovasi menciptakan teknologi daur ulang yang nantinya ramah lingkungan, sehingga penggunaan plastik berkurang.
Karena selama ini hampir setiap kali masyarakat berbelanja di pasar maupun pusat perbelanjaan modern, selalu menggunakan kantong plastik untuk membawa belanjaannya pulang ke rumah.
"Semoga saja penggunaan plastik di Palangka Raya bisa berkurang, sehingga produksi sampah rumah tangga sebagai penyumbang terbesar sampah plastik dapat berkurang dibandingkan tahun-tahun sebelumnya," jelasnya.