Pulang Pisau (ANTARA) - Pelaksana Tugas Direktur RSUD Pulang Pisau dr Muliyanto Budihardjo memastikan bahwa penanganan limbah medis dan sampah penanganan pasien COVID-19 aman dan tidak terkontaminasi dengan lingkungan masyarakat.
“Masalah sampah medis, baik itu peralatan maupun bekas dari pasien yang menjalani dan isolasi tetap menjadi perhatian agar tidak terkontaminasi dengan lingkungan luar, apalagi bisa membahayakan masyarakat,” kata Muliyanto di Palangka Raya, Rabu.
Dijelaskan Muliyanto, alur sampah medis peralatan COVID-19 memiliki pengelolaan sendiri dan tidak bercampur dengan sampah lain. Sampah medis dan pasien dari Christiany Center tempat pasien COVID-19 yang diisolasi karantina dan menjalani perawatan dibawa ke RSUD. Sampah-sampah yang bisa dimusnahkan diselesaikan dengan cara dimasukkan ke dalam incinerator atau alat pembakaran sampah medis.
Selanjutnya, terang Muliyanto, sampah yang tidak bisa dimusnahkan atau tidak sempurna dilakukan pembakaran, dibawa ke Balikpapan Kalimantan Timur bekerjasama dengan jasa transporter. Hal itu karena satu-satunya daerah terdapat pengelolaan sampah medis di Kalimantan hanya ada di Balikpapan dan semua RSUD hampir rata-rata mengirim ke tempat ini.
“Bahkan kami memberikan bonus tersendiri kepada tim pengelolaan sampah, agar pembuangan dan pengelolaan sampah medis bisa berjalan dengan baik,” ucap Muliyanto.
Baca juga: Pulang Pisau kembali raih penghargaan kabupaten menuju keterbukaan informasi publik
Dalam pengelolaan sampah medis ini, RSUD setempat juga bekerjasama melalui dengan perusahaan Centra Internusa, sehingga dirinya optimis dan memastikan bahwa sampah medis tidak tercampur dengan sampah-sampah masyarakat.
Terkait dengan kenaikan signifikan jumlah pasien yang terkonfirmasi positif dalam satu pekan terakhir, Muliyanto menjelaskan bahwa kenaikan pasien ini lebih di dominasi terjadi di lingkungan aparatur sipil Negara pemerintah setempat, selain masyarakat.
Muliyanto yang juga selaku Wakil Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Pulang Pisau ini mengungkapkan bahwa masih banyak ASN yang berdomisili di luar Kabupaten Pulang Pisau seperti Palangka Raya dan Kapuas. Diduga, kemungkinan besar pasien yang terkonfirmasi positif terpapar dari daerah tersebut, namun secara kependudukan terdaftar sebagai penduduk Pulang Pisau.
“Kita juga mengingatkan masyarakat dan aparatur di pemerintahan setempat untuk tetap waspada dengan menerapkan selalu protokol kesehatan ketat. Selain terjadi peningkatan jumlah pasien positif, dalam satu pekan terakhir dua orang yang terkonfirmasi positif meninggal dunia,” demikian Muliyanto.
Baca juga: Petani Desa Mentaren II terima bantuan pengembangan budidaya ikan kolam