Direktur RSUD Doris Sylvanus: 50 sampel dicurigai varian baru

id 50 sampel di kalteng dicurigai varian baru, varian baru covid 19 kalteng, b.1.617, pandemi covid 19, vaksinasi, rsds, rsud doris sylvanus, yayu indria

Direktur RSUD Doris Sylvanus: 50 sampel dicurigai varian baru

Direktur RSUD Doris Sylvanus Yayu Indriaty. (ANTARA/Makna Zaezar)

tujuan pengiriman sampel hanya untuk mengetahui kondisi di dalam lingkungan sekitar mengenai temuan varian baru, sehingga diharapkan agar masyarakat bisa lebih berhati-hati dan waspada
Palangka Raya (ANTARA) - Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Doris Sylvanus Palangka Raya, Kalimantan Tengah Yayu Indrayati mengatakan, pihaknya tetap menindaklanjuti untuk varian baru B.1.617.

Dalam varian baru ini ada sejumlah kriteria, kasus-kasus seperti apa yang dicurigai merupakan varian baru, katanya saat dihubungi di Palangka Raya, Senin.

"Itu sudah kami deteksi, ada sekitar 50 sampel pasien yang kami curigai seperti itu, setelah melalui pendataan kemudian sampelnya dikirimkan ke litbang," katanya.

Ia memaparkan, tujuan pengiriman sampel hanya untuk mengetahui kondisi di dalam lingkungan sekitar mengenai temuan varian baru, sehingga diharapkan agar masyarakat bisa lebih berhati-hati dan waspada.

Sampel ini berasal dari mereka yang merupakan pasien positif. Jadi sebenarnya mereka sudah terdeteksi positif oleh alat yang tersedia di RSUD Doris Sylvanus, hanya saja pihaknya mengembangkan apakah gennya membawa virus varian baru.

Dari yang positif ini pihaknya melihat, yakni ada beberapa keadaan klinis yang menjurus ke arah varian baru. Diantaranya seperti waktu menderitanya lama dan beberapa keadaan laboratorium yang dicurigai varian baru.

"Disitu kami mengambil sampelnya dan itu kami uji," terangnya.

Namun demikian, ditegaskannya, pada dasarnya sama, yakni awal gejala sama dengan covid yang biasa dan varian b.1.617 ini karakteristiknya adalah cepat menular tetapi keparahannya tidak lebih parah dibandingkan yang ada sekarang.

Para pasien yang dicurigai terpapar varian baru dimaksud pun, ditangani dengan baik dan beberapa sudah sembuh.

"Sampelnya sudah dikirim dan mengenai hasilnya bergantung pada Litbangkes karena biasanya perlu waktu lama untuk mendeteksinya," ungkapnya.

Yayu menjelaskan, saat ini alat yang pihaknya miliki belum bisa mendeteksi varian baru. Varian baru ini, ada cara khusus untuk mendeteksinya, namun tetap terdeteksi positif pada alat yang pihaknya miliki tersebut.