Wakil Direktur Indonesia Medical Education and Research Institute (IMERI) Universitas Indonesia, Prof. Dr. dr. Budi Wiweko mengatakan, pada kondisi endometriosis, darah haid yang membalik melalui saluran telur lalu masuk ke rongga perut tidak bisa dibersihkan secara sempurna karena ada kesalahan.
"Akibatnya sel-sel endometrium yang ada di dalam darah haid akan menempel pada rongga perut bagian dalam, menimbulkan jaringan endometriosis dan menyebabkan keluhan nyeri," kata dia dalam peluncuran kampanye ENDometriosis untuk mempercepat diagnosa dan meningkatkan kualitas hidup pasien" secara daring, Senin.
Baca juga: Psikolog bagikan tips bicarakan menstruasi pada anak perempuan
Menurut Budi, nyeri yang khas juga karena adanya peningkatan serabut saraf yang tidak terbungkus pada dinding rahim sehingga sensitif terhadap rangsangan.
Studi tentang endometriosis di berbagai negara menunjukkan, penderita endometriosis cenderung terpaksa izin atau tidak masuk sekolah maupun
tempat bekerja akibat keluhan nyeri yang sangat hebat.
Bagi perempuan yang sudah menikah penyakit endometriosis bahkan bisa menganggu keharmonisan keluarga, salah satunya karena nyeri muncul saat berhubungan intim.
Tak hanya itu, saat buang air besar (BAB) dan kecil (BAK) terutama di masa menstruasi, nyeri juga bisa terjadi.
Baca juga: Benarkah vaksinasi COVID-19 saat haid turunkan imun?
Di sisi lain, endometriosis juga salah satu penyebab gangguan kesuburan tersering pada pasangan yang belum memiliki keturunan atau sekitar 40 persen.
Data menunjukkan sebanyak 83 persen perempuan dengan endometriosis mengeluhkan salah satu atau lebih dari gejala–gejala tersebut, sedangkan sebanyak 29 persen perempuan tanpa endometriosis yang mengeluhkan gejala tersebut.
"Nyeri haid normal hanya 1-2 hari dan tidak menganggu aktivitas. Sementara pada mereka dengan endometriosis, nyeri bisa sebelum, saat dan setelah haid, mengganggu aktivitas karena nyeri luar biasa. Nyeri ini sering ditememani nyeri lain misal saat hubungan seksual, buang air besar, buang air kecil," tutur Budi.
Menurut Budi, mencatat siklus haid beserta keluhan menjadi hal penting, di samping juga mengenali tanda-tanda endometriosis sejak dini agar bisa segera ditangani.
Baca juga: Ini tanda-tanda nyeri haid tak normal dan cara penanganannya
Baca juga: Benarkah nyeri haid akan mereda usai melahirkan?
Baca juga: Varises di panggul bisa jadi penyebab nyeri haid