Cerita Gregoria yang sempat ragu untuk bersaing di Olimpiade Tokyo
Jakarta (ANTARA) - Pebulu tangkis tunggal putri Indonesia Gregoria Mariska Tunjung mengaku sempat ragu untuk tampil di Olimpiade Tokyo 2020 karena merasa belum mampu bersaing dengan atlet-atlet ternama di ajang olahraga terbesar.
"Pikiran saya sempat berkecamuk, tabrakan. Di satu sisi saya senang, tapi di sisi lain saya bertanya-tanya, apakah saya sudah layak main di sana?," kata Grego melalui keterangan resmi PBSI di Jakarta, Jumat.
Rasa tidak percaya diri itu muncul setelah melihat performanya pada turnamen di musim 2021, yang dinilai belum memuaskan. Namun seiring dengan proses latihan dan keyakinan yang mendalam, kini Grego sudah lebih siap untuk berkompetisi di Tokyo.
"Karena saya pikir, kalau saya menyia-nyiakan kesempatan tahun ini, belum tentu saya bisa punya kesempatan lagi di tahun 2024 nanti," kata Grego.
Saat ini atlet kelahiran Wonogiri, Jawa Tengah itu masih dalam tahap latihan ekstra untuk mencapai titik maksimal. Selama dua minggu terakhir, juara Kejuaraan Dunia Junior 2017 ini mengaku menjalani program latihan yang berat.
Dari segi non-teknis, Grego sudah mulai berkonsultasi dengan psikolog untuk memupuk kepercayaan diri. Menurutnya, mental yang naik-turun di lapangan sudah ia alami sejak 2019 sehingga butuh pematangan.
"Persiapan dua minggu terakhir ini, dari pelatih saya diberi latihan ekstra, seperti penambahan latihan besi dan peningkatan fisik, juga termasuk latihan di dalam lapangannya. Programnya sangat intensif," ungkapnya.
Gregoria yang saat ini menduduki peringkat 23 dunia berharap mampu tampil baik di Olimpiade Tokyo.
"Harapan di Olimpiade nanti, pastinya mau hasil terbaik. Apalagi saya sudah diberi kesempatan untuk tampil karena tidak semua atlet punya kesempatan ke sana. Saya bersyukur dapat kesempatan ini dan saya mau maksimalkan tanpa banyak berpikir macam-macam. Saya harus lebih tahu saja apa yang akan saya lakukan nanti," pungkasnya.
"Pikiran saya sempat berkecamuk, tabrakan. Di satu sisi saya senang, tapi di sisi lain saya bertanya-tanya, apakah saya sudah layak main di sana?," kata Grego melalui keterangan resmi PBSI di Jakarta, Jumat.
Rasa tidak percaya diri itu muncul setelah melihat performanya pada turnamen di musim 2021, yang dinilai belum memuaskan. Namun seiring dengan proses latihan dan keyakinan yang mendalam, kini Grego sudah lebih siap untuk berkompetisi di Tokyo.
"Karena saya pikir, kalau saya menyia-nyiakan kesempatan tahun ini, belum tentu saya bisa punya kesempatan lagi di tahun 2024 nanti," kata Grego.
Saat ini atlet kelahiran Wonogiri, Jawa Tengah itu masih dalam tahap latihan ekstra untuk mencapai titik maksimal. Selama dua minggu terakhir, juara Kejuaraan Dunia Junior 2017 ini mengaku menjalani program latihan yang berat.
Dari segi non-teknis, Grego sudah mulai berkonsultasi dengan psikolog untuk memupuk kepercayaan diri. Menurutnya, mental yang naik-turun di lapangan sudah ia alami sejak 2019 sehingga butuh pematangan.
"Persiapan dua minggu terakhir ini, dari pelatih saya diberi latihan ekstra, seperti penambahan latihan besi dan peningkatan fisik, juga termasuk latihan di dalam lapangannya. Programnya sangat intensif," ungkapnya.
Gregoria yang saat ini menduduki peringkat 23 dunia berharap mampu tampil baik di Olimpiade Tokyo.
"Harapan di Olimpiade nanti, pastinya mau hasil terbaik. Apalagi saya sudah diberi kesempatan untuk tampil karena tidak semua atlet punya kesempatan ke sana. Saya bersyukur dapat kesempatan ini dan saya mau maksimalkan tanpa banyak berpikir macam-macam. Saya harus lebih tahu saja apa yang akan saya lakukan nanti," pungkasnya.