Cara membangun kesadaran peduli sampah pada anak dengan 3R

id peduli sampah ,3r,Cara membangun kesadaran peduli sampah pada anak dengan 3R, Psikolog klinis anak dari Rumah Dandelion

Cara membangun kesadaran peduli sampah pada anak dengan 3R

Ilustrasi keluarga yang memilah sampah (ANTARA/Shutterstock)

Jakarta (ANTARA) - Orangtua memiliki peran penting dalam membangun karakter peduli lingkungan dan persampahan melalui edukasi di rumah dengan 3R.

Psikolog klinis anak dari Rumah Dandelion, Reti Oktania, M.Psi mengatakan bahwa orangtua bisa membentuk perilaku anak yang peduli terhadap lingkungan dengan menerapkan konsep 3R yaitu Routine, Ritual, dan Rules.

"Orangtua dapat menciptakan rutinitas
bersama anak yang berhubungan dengan merawat lingkungan, dimulai dari rutinitas memilah sampah setiap hari," ujar lulusan Fakultas Psikilogi Universitas Indonesia itu dalam forum "Waste4Change" pada Jumat (22/7).

Baca juga: Daerah ini produksi 230 ton sampah per hari

Dari sisi ritual, orangtua bisa membuat sebuah kegiatan yang menarik bagi anak, misalnya membuat mainan edukatif yang berasal dari material sampah yang telah dipilah setiap akhir pekan bersama orang tua.

"Atau kalau ada anggota keluarga yang berulang tahun, dibanding memberikan kado bagaimana kalau setiap tahun kita ajak menanam bibit pohon. Ini akan menjadi sesuatu yang dinanti anak," kata Reti.

Selain itu, orang tua bisa membuat rules atau aturan yang disepakati bersama anak, misalnya anak dilibatkan untuk membantu membuang sampah di tempat sampah terpilah.

Reti mengatakan bahwa membentuk perilaku dan karakter anak, orangtua perlu memberikan contoh nyata yang dapat diikuti. Hal yang paling mudah adalah memberikan pemahaman dan aksi cara memilah sampah.

Selain itu, anak-anak juga perlu diingatkan secara verbal dan visual. Orangtua bisa mengingatkan anak secara langsung melalui ucapan.

Sedangkan untuk visual, dapat dilakukan dengan menaruh gambar-gambar atau tulisan di tempat sampah terpilah, agar anak lebih tertarik membuang sampah di tempat yang telah terpilah. Misalnya, tempat sampah hijau untuk organik, kuning untuk anorganik dan merah untuk benda kaca.

"Terakhir, berikan apresiasi yang spesifik. Artinya, kita dapat menyampaikan terima kasih setelah anak berhasil menghabiskan makanan, atau memilah sampah, sambil diberikan pemahaman yang sederhana," ujar Reti.

Baca juga: Cara memulai gaya hidup minim sampah

Baca juga: Daur ulang sampah plastik dari mainan gundam

Baca juga: Pengelolaan sampah yang tepat bantu dorong perputaran ekonomi nasional