BMKG prediksikan puncak kemarau di Kalteng terjadi Agustus

id BMKG Palangka Raya,Kalteng,Palangka Raya,BMKG prediksikan puncak kemarau di Kalteng terjadi Agustus,kemarau di Kalteng,musim kemarau,Reni Anata

BMKG prediksikan puncak kemarau di Kalteng terjadi Agustus

Gambar prakiraan puncak kemarau di Provinsi Kalimantan Tengah. ANTARA/HO/BMKG Stasiun Tjilik Riwut Palangka Raya

Palangka Raya (ANTARA) - Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Tjilik Riwut Palangka Raya Reni Anata mengatakan, puncak kemarau di sebagian besar wilayah Provinsi Kalimantan Tengah terjadi pada Agustus.

"Hanya ada sebagian kecil wilayah Kalteng yang puncak kemarau terjadi September," kata Reni di Palangka Raya Rabu.

Meski demikian pihaknya tidak dapat menentukan waktu yang pasti terjadinya puncak kemarau di Provinsi berjuluk "Bumi Tambun Bungai-Bumi Pancasila" ini.

"Sementara prediksi kami hanya sampai bulanan, belum sampai dasarian. Ini karena adanya pengaruh dinamika atmosfer yang dapat mempengaruhi cuaca. Maka hari atau tanggal tepat puncak kemarau tidak bisa kita prediksikan," katanya.

Sementara itu berdasar data BMKG Stasiun Tjilik Riwut Palangka Raya dari 13 kabupaten dan satu kota di Kalimantan Tengah hanya sebagian wilayah Kabupaten Barito Timur yang puncak kemarau terjadi pada September.

Kemudian sebagian wilayah Kabupaten Pulang Pisau yang puncak kemarau terjadi pada Juli lalu. Sementara sisanya terjadi pada periode Agustus ini.

Meski demikian, pada beberapa hari kedepan BMKG mencatat potensi terjadinya cuaca berawan dan hujan pada beberapa wilayah di Kalimantan Tengah.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika yang berkantor di kawasan Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya juga telah mengeluarkan peringatan dini potensi hujan ringan hingga lebat yang disertai dengan petir atau kilat dan angin kencang di wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat, Kotawaringin Timur, Katingan, Gunung Mas, Murung Raya dan Kabupaten Barito Utara.

Masyarakat pun diminta untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi terjadinya perubahan cuaca sehingga dapat mengantisipasi terjadinya kecelakaan atau bencana yang disebabkan kondisi cuaca.

Warga juga diminta mewaspadai potensi kebakaran hutan dan lahan meski selama 10 hari terakhir BMKG mencatat hanya terpantau satu titik panas atau "hot spot".