Mengenal profesi 'copywriter' di era digital

id Literasi digital, makin cakap digital, pemkab lamandau, nanga bulik, kalteng, gerakan nasional literasi digital, siber kreasi

Mengenal profesi 'copywriter' di era digital

Webinar Indonesia Makin Cakap Digital wilayah Lamandau, Rabu, (1/9/2021). (ANTARA/Muhammad Arif Hidayat)

Palangka Raya (ANTARA) - Salah satu profesi atau pekerjaan yang cukup potensial di era digital saat ini adalah menjadi seorang 'copywriter'.

Copywriter bertugas menulis dengan sifat persuasif dan komersial, kata seorang copywriter Dewi N Sutrisno dalam Webinar Indonesia Makin Cakap Digital wilayah Lamandau, Rabu.

"Bersifat persuasif dan komersial agar berhasil mempromosikan, membuat target merasa terlibat serta melakukan aksi (pembelian) dengan merk dan jasa dari sebuah perusahaan," katanya.

Dijelaskannya, biasanya gaya tulisan dari seorang copywriter berupa tulisan pendek yang menjadi ciri khasnya, serta bisa ditemukan dalam sebuah tagline maupun headline.

"Contohnya seperti 'i'm lovin it' maupun just do it," paparnya yang pernah bekerja salah satu televisi swasta ternama di Indonesia tersebut.

Adapun media yang harus dikuasai seorang copywriter adalah billboard, poster maupun e-poster, email, media sosial serta banyak lainnya. Selain itu copywriter biasanya juga menulis skrip atau naskah untuk iklan di TV, radio hingga aplikasi streaming lainnya.

Lebih lanjut Dewi menjelaskan, copywriter juga membuat konten yang sifatnya baru atau 'update' tentang informasi terkini yang dibutuhkan masyarakat.

Kemudian hal lain yang harus bisa dilakukan, yakni melakukan interaksi dengan 'repost' atau membalas komentar orang lain pada media sosial atau ruang digital, hingga membuat atau memberikan 'giveaway' sebagai daya tarik bagi target pendengar atau lainnya. Juga membuat konten untuk menjelaskan cara melakukan sesuatu yang dibutuhkan audiens.

Dalam webinar kali ini turut hadir narasumber lainnya yang membahas berbagai hal, seperti kecakapan digital, budaya digital, keamanan digital, hingga etika digital.

Seperti master of hypnotist Romy Rafael, Kepala SMK Negeri 1 Nanga Bulik Akhmad Jarkani, hingga seorang konselor anak Yursiana Permatasari.