Desa di pelosok Kotim bangun jembatan cantik hasil desain lokal
Sampit (ANTARA) - Desa Rantau Sawang Kecamatan Telaga Antang Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, merampungkan pembangunan jembatan gantung yang cantik hasil desain warga lokal.
"Saya apresiasi dan penghargaan luar biasa kepada pemerintah dan masyarakat Desa Rantau Sawang yang bisa membangun jembatan gantung menyeberangi Sungai Mentaya sehingga mempermudah akses masyarakat," kata Bupati Halikinnor di Sampit, Minggu.
Jembatan gantung berwarna kuning tersebut diresmikan oleh Bupati Halikinnor pada Jumat (17/9) lalu. Turut hadir saat peresmian Wakil Bupati Irawati, Ketua DPRD Rinie dan pejabat lainnya.
Untuk menuju Desa Rantau Sawang diperlukan waktu tempuh lebih dari empat jam dari Sampit. Namun uniknya, desa yang jauh dari pusat kota ini mampu membangun jembatan yang tidak hanya bermanfaat untuk menyeberang, tetapi juga menjadi kebanggaan karena cantik dan indah.
Jembatan hasil desain warga lokal tersebut dibangun dengan dana sela tiga tahun anggaran. Kini jembatan tersebut telah bisa digunakan dan diharapkan membuat kegiatan perekonomian masyarakat semakin lancar.
Menurut Halikinnor, jembatan tersebut juga membuka keterisolasian, khususnya di kawasan itu. Pembangunan jembatan penghubung antardesa itu diharapkan menjadi contoh bagi desa-desa lain di Kotawaringin Timur.
Dia berharap desa-desa di kawasan pelosok juga terus gencar membangun wilayah. Kemajuan infrastruktur dapat mendorong peningkatan perekonomian masyarakat.
Baca juga: IKA PMII Cabang Sampit berkomitmen kawal pembangunan daerah
"Insya Allah saya programkan kunjungan ke desa-desa lainnya secara bertahap menyesuaikan jadwal. Saya ingin semua desa di daerah pedalaman akan kita kunjungi sehingga kita bisa melihat langsung apa saja kebutuhan uang yang ada, termasuk akses jalan, jembatan, pendidikan, kesehatan, termasuk pengembangan wilayah pertanian atau perkebunan," jelas Halikinnor.
Sementara itu Penjabat Kepala Desa Rantau Sawang, Jurin mengatakan, jembatan tersebut dibangun menggunakan dana desa dengan sistem multi year atau tahun jamak selama tiga tahun dengan total sekitar Rp300 juta.
"Pembangunannya dilaksanakan sejak 2019 hingga selesai pada 2021 ini," kata Jurin.
Jembatan gantung tersebut memiliki panjang mencapai 60 meter. Kontruksi utama yakni berbahan kayu ulin dan besi.
Hal yang cukup menarik yaitu perencanaan dan desainnya dibuat oleh arsitek lokal. Jembatan ini sangat membantu masyarakat karena pembukaan jalan di kawasan seberang juga baru rampung sehingga akan dapat membuka keterisolasian dan meningkatkan aktivitas masyarakat.
Baca juga: Ketua DPRD Kotim minta pejabat baru lebih inovatif
"Saya apresiasi dan penghargaan luar biasa kepada pemerintah dan masyarakat Desa Rantau Sawang yang bisa membangun jembatan gantung menyeberangi Sungai Mentaya sehingga mempermudah akses masyarakat," kata Bupati Halikinnor di Sampit, Minggu.
Jembatan gantung berwarna kuning tersebut diresmikan oleh Bupati Halikinnor pada Jumat (17/9) lalu. Turut hadir saat peresmian Wakil Bupati Irawati, Ketua DPRD Rinie dan pejabat lainnya.
Untuk menuju Desa Rantau Sawang diperlukan waktu tempuh lebih dari empat jam dari Sampit. Namun uniknya, desa yang jauh dari pusat kota ini mampu membangun jembatan yang tidak hanya bermanfaat untuk menyeberang, tetapi juga menjadi kebanggaan karena cantik dan indah.
Jembatan hasil desain warga lokal tersebut dibangun dengan dana sela tiga tahun anggaran. Kini jembatan tersebut telah bisa digunakan dan diharapkan membuat kegiatan perekonomian masyarakat semakin lancar.
Menurut Halikinnor, jembatan tersebut juga membuka keterisolasian, khususnya di kawasan itu. Pembangunan jembatan penghubung antardesa itu diharapkan menjadi contoh bagi desa-desa lain di Kotawaringin Timur.
Dia berharap desa-desa di kawasan pelosok juga terus gencar membangun wilayah. Kemajuan infrastruktur dapat mendorong peningkatan perekonomian masyarakat.
Baca juga: IKA PMII Cabang Sampit berkomitmen kawal pembangunan daerah
"Insya Allah saya programkan kunjungan ke desa-desa lainnya secara bertahap menyesuaikan jadwal. Saya ingin semua desa di daerah pedalaman akan kita kunjungi sehingga kita bisa melihat langsung apa saja kebutuhan uang yang ada, termasuk akses jalan, jembatan, pendidikan, kesehatan, termasuk pengembangan wilayah pertanian atau perkebunan," jelas Halikinnor.
Sementara itu Penjabat Kepala Desa Rantau Sawang, Jurin mengatakan, jembatan tersebut dibangun menggunakan dana desa dengan sistem multi year atau tahun jamak selama tiga tahun dengan total sekitar Rp300 juta.
"Pembangunannya dilaksanakan sejak 2019 hingga selesai pada 2021 ini," kata Jurin.
Jembatan gantung tersebut memiliki panjang mencapai 60 meter. Kontruksi utama yakni berbahan kayu ulin dan besi.
Hal yang cukup menarik yaitu perencanaan dan desainnya dibuat oleh arsitek lokal. Jembatan ini sangat membantu masyarakat karena pembukaan jalan di kawasan seberang juga baru rampung sehingga akan dapat membuka keterisolasian dan meningkatkan aktivitas masyarakat.
Baca juga: Ketua DPRD Kotim minta pejabat baru lebih inovatif