Pemprov Kalteng berencana kembangkan keramba ikan terintegrasi wisata di Kobar
Palangka Raya (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah berencana mengembangkan budi daya ikan lokal keramba yang terintegrasi dengan wisata 'waterfront city' di kawasan Sungai Arut, Kelurahan Mendawai, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat.
"Menindaklanjuti arahan Gubernur Kalteng Sugianto Sabran, kami bersama instansi terkait lainnya telah melakukan kunjungan ke lokasi yang direncanakan tersebut," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kalteng Darliansjah di Pangkalan Bun, Selasa.
Kunjungan dan peninjauan pihaknya lakukan bersama Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kalteng Shalahudin, jajaran Pemkab Kobar seperti dari Dinas PUPR maupun Dinas Perikanan, serta tim konsultan perencana.
Dijelaskannya kondisi Sungai Arut sangat mendukung dan potensial untuk dikembangkan budi daya ikan dalam keramba yang terintegrasi dengan wisata.
"Pengembangan budi daya ikan lokal yang terintegrasi dengan 'waterfront city' ini rencananya akan dibangun bertahap di bantaran Sungai Arut sepanjang 1,5 km," terang Darliansjah.
Pihaknya berharap apabila telah terealisasi, pengembangan tersebut menjadi daya tarik tersendiri untuk sektor wisata, serta memacu peningkatan perekonomian masyarakat sekitar, terlebih para pembudidaya ikan. Selain itu juga diharapkan dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
'Waterfront city' merupakan kawasan perkotaan yang berada di tepi air baik laut, danau, atau sungai yang memiliki karakteristik 'open access' dan juga multi fungsi. Konsep pengembangan kawasan kota tepi air saat ini sudah banyak diadopsi banyak negara di dunia, tak terkecuali Indonesia.
Adapun kawasan Sungai Arut adalah salah satu objek yang terletak di bagian Arut Selatan, Kotawaringin Barat. Keberadaan objek wisata dalam rencana pengembangan budi daya ikan lokal keramba di bantaran sungai sangat sesuai dengan potensi daerah dan panorama alam, serta daya dukung lahannya.
Kondisi budi daya di sungai yang relatif masih tradisional inilah yang kemudian berangkat menjadi cikal bakal inspirasi pengembangannya.
"Menindaklanjuti arahan Gubernur Kalteng Sugianto Sabran, kami bersama instansi terkait lainnya telah melakukan kunjungan ke lokasi yang direncanakan tersebut," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kalteng Darliansjah di Pangkalan Bun, Selasa.
Kunjungan dan peninjauan pihaknya lakukan bersama Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kalteng Shalahudin, jajaran Pemkab Kobar seperti dari Dinas PUPR maupun Dinas Perikanan, serta tim konsultan perencana.
Dijelaskannya kondisi Sungai Arut sangat mendukung dan potensial untuk dikembangkan budi daya ikan dalam keramba yang terintegrasi dengan wisata.
"Pengembangan budi daya ikan lokal yang terintegrasi dengan 'waterfront city' ini rencananya akan dibangun bertahap di bantaran Sungai Arut sepanjang 1,5 km," terang Darliansjah.
Pihaknya berharap apabila telah terealisasi, pengembangan tersebut menjadi daya tarik tersendiri untuk sektor wisata, serta memacu peningkatan perekonomian masyarakat sekitar, terlebih para pembudidaya ikan. Selain itu juga diharapkan dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
'Waterfront city' merupakan kawasan perkotaan yang berada di tepi air baik laut, danau, atau sungai yang memiliki karakteristik 'open access' dan juga multi fungsi. Konsep pengembangan kawasan kota tepi air saat ini sudah banyak diadopsi banyak negara di dunia, tak terkecuali Indonesia.
Adapun kawasan Sungai Arut adalah salah satu objek yang terletak di bagian Arut Selatan, Kotawaringin Barat. Keberadaan objek wisata dalam rencana pengembangan budi daya ikan lokal keramba di bantaran sungai sangat sesuai dengan potensi daerah dan panorama alam, serta daya dukung lahannya.
Kondisi budi daya di sungai yang relatif masih tradisional inilah yang kemudian berangkat menjadi cikal bakal inspirasi pengembangannya.