Pulang Pisau (ANTARA) - Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pulang Pisau Slamet Untung Rianto mengatakan sebanyak 3.000 hektare lahan mendapat ekstensifikasi sebagai upaya meningkatkan hasil pertanian dan memaksimalkan lahan pertanian yang belum dimanfaatkan.
“Proses ekstensifikasi lahan pertanian dari pemerintah pusat ini sudah dilaksanakan dan berjalan lebih 60 persen di lokasi kawasan food estate,” kata Slamet di Pulang Pisau, Selasa.
Dijelaskan Slamet, target ekstensifikasi lahan pertanian ini diharapkan selesai pada akhir November dan target proses penanaman selesai pada akhir bulan Desember.
Proses ekstensifikasi lahan dari pemerintah setempat seluas 1.165 hektare untuk musim tanam April-September (Asep) sudah dilaksanakan 560 hektare dan sisanya masuk dalam musim tanam Oktober-Desember.
“Pelaksana bermitra dengan Korem 102/Panju Panjung siap dan berkomitmen untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan target tanam,” papar Slamet.
Menurut Slamet, dengan adanya ekstensifikasi lahan pertanian ini, tentu diharapkan ada terjadi penambahan hasil produksi padi di kabupaten setempat meski untuk lahan olahan baru belum bisa maksimal karena masih dalam penyesuaian. Jika rata-rata hasil produksi bisa mencapai 3 ton, untuk awal ini hasil panen berkisar antara 3 sampai 5,5 ton.
Baca juga: Disdik Pulang Pisau isyaratkan pembelajaran tatap muka akan dimulai
“Untuk lahan yang baru yang diolah hasil tidak akan bisa maksimal, karena untuk mencapai hasil yang optimal lahan harus diolah terus menerus 2-3 tahun untuk mendapatkan tingkat kestabilan tanah dengan diimbangi teknologi yang memadai,” paparnya.
Untuk bibit yang ditanam dalam program ektensifikasi ini, terang Slamet, adalah bibit jenis Impari 42. Dari hasil penelitian dan pengalaman para petani, bibit jenis ini bisa menyesuaikan dengan kondisi berbagai medan lahan pertanian.
Terkait dengan Sumber Daya Manusia (SDM) petani, Slamet mengungkapkan tidak ada masalah. Sebelum dilaksanakan program ekstensifikasi telah dilakukan yang tahapan panjang, seperti melalui survei, investigasi dan desain (SID) dan kajian lingkungan. Hasil dari ini SID sudah jelas, lahan tersebut dimiliki oleh petani sehingga tidak ada masalah.
Slamet juga menepis adanya isu-isu program transmigrasi untuk terkait dengan masalah SDM tersebut. Dirinya memastikan tidak ada program transmigrasi dan semua lahan dikelola oleh para petani di daerah setempat.
Baca juga: Bupati Pulpis ingatkan penyerapan anggaran hanya tersisa dua bulan
Berita Terkait
Pemkot diminta optimal realisasikan pembukaan 10.000 hektare lahan di Palangka Raya
Selasa, 29 Oktober 2024 14:00 Wib
Pemkab Mura sediakan lahan 10.000 hektare untuk pertanian padi Gogo
Jumat, 27 September 2024 21:44 Wib
Dua hektare lahan kosong terbakar di Desa Tumbang Mangkutup
Kamis, 26 September 2024 8:32 Wib
Penyangga pangan IKN, Kotim dapat program cetak sawah 58.000 hektare
Minggu, 22 September 2024 22:21 Wib
Polisi ungkap tiga hektare ladang ganja di Aceh
Jumat, 6 September 2024 17:42 Wib
Mentan tinjau 500 ribu hektare lahan persawahan Food Estate di Kapuas
Rabu, 28 Agustus 2024 17:19 Wib
PBNU siap kelola konsesi tambang batu bara di Kaltim seluas 26.000 hektare
Kamis, 22 Agustus 2024 15:53 Wib
Luas karhutla di Kalteng capai 384,85 hektare
Senin, 5 Agustus 2024 11:27 Wib