Disbudpar Kalteng harapkan diskusi terpumpun tingkatkan kecintaan terhadap budaya
Palangka Raya (ANTARA) - Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Kalimantan Tengah Guntur Talajan mengharapkan, diskusi terpumpun pengkajian koleksi (guci/martavan) mampu meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap budaya dan sejarah.
Guntur di Palangka Raya, Kamis, mengatakan, diskusi terpumpun tentang kearifan lokal dan karya budaya dalam optik permuseuman tersebut, dilaksanakan sesuai sesuai program pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah.
"Tujuannya agar masyarakat, pelajar, mahasiswa maupun komunitas di wilayah setempat dapat lebih mencintai budaya dan sejarah Kalteng," harapnya.
Hal itu ia sampaikan saat membuka secara resmi Diskusi Terpumpun Pengkajian Koleksi (Guci/Martavan) yang digelar di Auditorium UPT Museum Balanga Kalteng di Palangka Raya.
"Museum menjadi tempat menumbuhkembangkan kecintaan terhadap nilai-nilai sejarah dan budaya bangsa yang tergambar dalam benda-benda sejarah," terangnya.
Selain itu kebijakan museum mencerminkan kepribadian bangsa sebagai bentuk ketahanan nasional maupun menunjukan wawasan nusantara yang dimiliki sebagai masyarakat yang mencintai sejarah, budaya serta menjunjung tinggi harkat dan martabat sebagai warga Indonesia yang memiliki identitas diri bangsa bercorakkan Bhinneka Tunggal Ika.
Melalui diskusi terpumpun tersebut, pihaknya ingin para pencinta sejarah budaya Kalteng mampu meningkatkan kecintaannya terhadap sejarah peninggalan Suku Dayak yang ada di Museum Balanga, khususnya Guci atau Martavan.
Kepala UPT Mueseum Balanga Kalteng Hasanudin selaku ketua panitia kegiatan mengatakan, diskusi tersebut diselenggarakan, salah satunya untuk meningkatkan kunjungan baik pelajar maupun mahasiswa, serta wisatawan nusantara dan mancanegara untuk berkunjung ke Museum Balanga.
"Sehingga menjadi sebagai sarana pembelajaran dan bimtek kebudayaan adat Dayak serta pelestarian budaya, agar tidak tergerus oleh arus modernisasi," ungkapnya.
Kemudian juga sebagai wadah bagi generasi muda untuk dapat belajar dan mengembangkan kreativitasnya untuk memotivasi diri serta berpartisipasi terus menjaga dan melestarikan peninggalan sejarah.
"Kami harapkan kegiatan ini menumbuhkan rasa cinta bagi pelajar, mahasiswa serta masyarakat luas tentang sejarah Kalteng. Juga berpartisipasi menjaga adat dan budaya terhadap barang-barang peninggalan leluhur sebagai koleksi yang ada di museum," jelasnya.
Hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Seksi Kehumasan Diskominfosantik Kalteng Arbandigana serta pejabat sselon III dan IV di lingkungan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kalteng.
Guntur di Palangka Raya, Kamis, mengatakan, diskusi terpumpun tentang kearifan lokal dan karya budaya dalam optik permuseuman tersebut, dilaksanakan sesuai sesuai program pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah.
"Tujuannya agar masyarakat, pelajar, mahasiswa maupun komunitas di wilayah setempat dapat lebih mencintai budaya dan sejarah Kalteng," harapnya.
Hal itu ia sampaikan saat membuka secara resmi Diskusi Terpumpun Pengkajian Koleksi (Guci/Martavan) yang digelar di Auditorium UPT Museum Balanga Kalteng di Palangka Raya.
"Museum menjadi tempat menumbuhkembangkan kecintaan terhadap nilai-nilai sejarah dan budaya bangsa yang tergambar dalam benda-benda sejarah," terangnya.
Selain itu kebijakan museum mencerminkan kepribadian bangsa sebagai bentuk ketahanan nasional maupun menunjukan wawasan nusantara yang dimiliki sebagai masyarakat yang mencintai sejarah, budaya serta menjunjung tinggi harkat dan martabat sebagai warga Indonesia yang memiliki identitas diri bangsa bercorakkan Bhinneka Tunggal Ika.
Melalui diskusi terpumpun tersebut, pihaknya ingin para pencinta sejarah budaya Kalteng mampu meningkatkan kecintaannya terhadap sejarah peninggalan Suku Dayak yang ada di Museum Balanga, khususnya Guci atau Martavan.
Kepala UPT Mueseum Balanga Kalteng Hasanudin selaku ketua panitia kegiatan mengatakan, diskusi tersebut diselenggarakan, salah satunya untuk meningkatkan kunjungan baik pelajar maupun mahasiswa, serta wisatawan nusantara dan mancanegara untuk berkunjung ke Museum Balanga.
"Sehingga menjadi sebagai sarana pembelajaran dan bimtek kebudayaan adat Dayak serta pelestarian budaya, agar tidak tergerus oleh arus modernisasi," ungkapnya.
Kemudian juga sebagai wadah bagi generasi muda untuk dapat belajar dan mengembangkan kreativitasnya untuk memotivasi diri serta berpartisipasi terus menjaga dan melestarikan peninggalan sejarah.
"Kami harapkan kegiatan ini menumbuhkan rasa cinta bagi pelajar, mahasiswa serta masyarakat luas tentang sejarah Kalteng. Juga berpartisipasi menjaga adat dan budaya terhadap barang-barang peninggalan leluhur sebagai koleksi yang ada di museum," jelasnya.
Hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Seksi Kehumasan Diskominfosantik Kalteng Arbandigana serta pejabat sselon III dan IV di lingkungan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kalteng.