"Ayo kita bantu, Pemkot Surabaya sudah membantu semaksimal mungkin. Mohon doanya agar adik Lailla ini segera bisa tercukupi gizinya terlebih dulu. Setelah itu, bisa segera diatasi kesehatannya. Matur nuwun (terima kasih)," kata Ketua Tim PKK Surabaya Rini Indriyani saat mengunjungi rumah balita stunting Lailla Fitria di Tanjungsari Bhakti Jaya No 57, Surabaya, Jumat.
Baca juga: Suami sayat perut istri karena ingin periksa jenis kelamin bayi
Istri Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi itu berharap kepada seluruh masyarakat Kota Surabaya untuk turut membantu Lailla. Bukan hanya kepada Lailla, tetapi juga bayi atau balita lainnya yang mengalami kondisi yang sama atau kesusahan dalam hal kesehatan.
Ketua TP PKK Rini memberikan semangat kepada orang tua Lailla, Yuliani. Rini juga memberikan bingkisan sembako untuk keluarga kecil wanita 34 tahun ini agar gizi anak balitanya tercukupi, Rini juga memberikan asupan gizi berupa susu, cemilan balita dan beras khusus balita yang mengalami kekerdilan.
"Bukan hanya bantuan berupa sembako. Juga ada bantuan permakanan setiap hari tiga kali, harapannya dengan permakanan ini gizinya bisa tercukupi," kata Rini.
Setelah berbincang cukup lama dengan Yuliani, Rini mengungkapkan penyebab kekerdilan pada Lailla adalah adanya gangguan pencernaan, sehingga tidak dapat menerima makanan. Oleh karena itu, Rini meminta Dinkes Surabaya dan Puskesmas Tanjungsari untuk melakukan pemeriksaan pencernaan balita Lailla.
Baca juga: Terpisah di Hong Kong, Ibu dan balita bertemu di Surabaya
"Insya Allah, setelah diperiksa dan pencernaanya mulai bagus, nanti gizinya akan tercukupi dan pulih kembali. Sehingga, bisa menjadi energi buat anak ini. Saya harap tidak ada lagi adik Lailla lainnya di Surabaya," ujar Rini.
Rini menambahkan setelah dinyatakan pulih, Lailla akan mendapatkan perawatan secara intensif. Salah satunya terapi dan rutin meminum obat hormon untuk memperbaiki kondisi hormonal pada tubuh Lailla.
"Dengan kondisi seperti ini, dia harus rutin minum obat agar hormonnya tidak berubah. Tetapi, memang ada biaya yang harus dikeluarkan. Alhamdulillah, kita dapat bantuan obat hormon dari Kementerian Sosial (Kemensos) RI, nanti akan diminum secara rutin oleh adik Lailla," kata Rini.
Baca juga: Terkait mutilasi balita di Kalimantan, KPPPA minta polisi usut tuntas
Baca juga: Tips jalani WFH untuk para orang tua dengan balita
Baca juga: Seorang balita tiga hari tak makan akibat tertelan uang koin