Lima provinsi yang masih tunjukan tren kenaikan kasus COVID-19

id Siti Nadia Tarmizi,kenaikan kasus covid,lima provinsi yang masih tunjukan tren kenaikan kasus COVID-19

Lima provinsi yang masih tunjukan tren kenaikan kasus COVID-19

Tangkapan layar Juru Bicara Pemerintah untuk Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi dalam webinar polemik MNC Trijaya "Bersiap Hidup Di Era Endemi" yang diikuti di Jakarta, Sabtu (11/3/2022). (ANTARA/Hreeloita Dharma Shanti) (ANTARA/Hreeloita Dharma Shanti)

Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Pemerintah untuk Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan lima provinsi masih menunjukkan tren kenaikan kasus positif COVID-19.

“Setidaknya pada minggu ini, hanya tinggal lima provinsi yang terutama masih terjadi peningkatan kasus, sedangkan yang lain itu memang sudah (memperlihatkan, red.) tren penurunan,” katanya dalam webinar polemik MNC Trijaya "Bersiap Hidup Di Era Endemi" yang diikuti di Jakarta, Sabtu.

Ia menyebutkan lima provinsi yang masih menunjukkan tren peningkatan kasus itu, berasal dari luar region Pulau Jawa dan Bali, yaitu Kalimantan Utara, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tengah, Gorontalo, dan Aceh.

Provinsi lainnya telah menunjukkan tren penurunan, terutama region Jawa dan Bali.

Selain tren penurunan kasus positif COVID-19, ia menyebutkan angka positivity rate dan tingkat perawatan di rumah sakit (BOR) juga mengalami penurunan.

“Bahkan kalau kita lihat, laju penularan atau yang kita sebut sebagai reproduction number itu juga sudah mulai turun. Walaupun kalau kita lihat angkanya masih secara nasional di atas satu,” kata dia.

Berbicara tentang reproduction number, pemerintah menargetkan angka itu terus berada di bawah satu, setidaknya dapat dipertahankan hingga enam bulan agar bisa memastikan penularan betul-betul masuk level sangat rendah.

Ia mengatakan beberapa daerah di Jawa-Bali memiliki angka yang sudah kurang dari satu. Meskipun demikian, penurunan itu masih perlu dipantau lebih lanjut.

Nadia menekankan pemerintah tidak akan terlarut dalam kondisi terkendali tersebut. Pemerintah terus menargetkan jumlah kasus aktif juga positif di masyarakat terus bisa ditekan serendah-rendahnya.

“Target kita adalah menurunkan kasus serendah mungkin, kita pernah hanya 200 sampai 250 per hari dengan angka kematian kurang dari 20. Ini yang ingin kita capai, bahkan positivity rate kita pada waktu itu adalah 0,1 persen. Inilah yang ingin kita capai dalam rangka menyiapkan kita dalam kondisi pengendalian pandemi,” ucap dia.