Denpasar (ANTARA) - Harga minyak dunia yang naik signifikan cukup memberatkan PT Pertamina, namun badan usaha milik negara ini berkomitmen untuk tetap menyalurkan energi kepada masyarakat meski situasi sedang sulit seperti saat ini.
"Pertamina berharap tetap berkontribusi untuk negeri. Apapun kondisinya kami akan tetap menyalurkan BBM (bahan bakar minyak) dan elpiji kepada masyarakat Indonesia," kata Area Manager Communication & CSR Regional Kalimantan Susanto August Satria di Denpasar, Kamis malam.
Penjelasan itu disampaikan Satria saat gala dinner media gathering di Denpasar Bali dengan wartawan yang berasal dari lima provinsi di Kalimantan. Turut hadir Retail Sales Manager Regional Kalimantan Tiara Thesaufi Harisoesyanto dan pejabat lainnya dari Pertamina wilayah Kalimantan.
Satria menjelaskan, Pertamina melalui anak perusahaannya PT Pertamina Patra Niaga yang membidangi perdagangan minyak dan gas, berupaya maksimal menyalurkan energi berupa BBM dan elpiji kepada masyarakat, bahkan menjangkau kawasan pelosok.
Diakuinya, kebijakan Pertamina menyesuaikan harga BBM dan elpiji nonsubsidi belum lama ini, menjadi sorotan masyarakat. Menurutnya, hal itu tidak bisa dihindari akibat imbas naiknya harga minyak dunia, namun Pertamina saat ini tetap mempertahankan harga BBM dan elpiji subsidi.
Satria menjelaskan, dalam sebulan terakhir harga minyak mentah dunia rata-rata di atas 100 dolar AS per barrel. Sempat turun, namun kini harganya kembali naik dan bertengger di atas 100 dolar per barrel.
Baca juga: Pertamina fasilitasi pelaku UMKM binaan untuk ikut pameran Inacraft 2022
Situasi ini membuat Pertamina harus mengambil langkah-langkah untuk menjaga kondisi kinerja karena asumsi harga minyak mentah dunia dalam APBN hanya 63 dolar AS per barrel. Meski begitu, Pertamina hanya memilih menyesuaikan harga pada BBM dan elpiji nonsubsidi, sedangkan harga BBM dan elpiji subsidi tetap dipertahankan.
Kondisi ini pula yang memaksa Pertamina menyesuaikan harga BBM nonsubsidi yaitu Pertamax, Pertamax Turbo, Pertamina Dex dan Dexlite, serta gas elpiji nonsubsidi.
"Ini (penyesuaian harga) bukan semata maunya Pertamina, tetapi akibat situasi yang tidak bisa dihindari. Inflasi Amerika saat ini tertinggi dalam tujuh tahun terakhir. Ini tidak mudah tapi harus kita hadapi dengan solusi," jelas Satria.
Satria mengaku Pertamina perlu menjelaskan kepada masyarakat karena banyak yang terus mempertanyakan alasan penyesuaian harga tersebut. Pihaknya berharap masyarakat memahami kondisi saat ini sehingga bisa menerima alasan penyesuaian harga BBM dan elpiji nonsubsidi tersebut yang semuanya dilakukan sesuai aturan.
Sementara itu, saat media gathering selama tiga hari itu Satria menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada insan pers yang turut membantu menginformasikan kepada masyarakat terkait produksi serta kondisi distribusi energi oleh Pertamina.
Pertamina menyadari pers juga berperan besar mendukung kinerja perusahaan mereka dalam melayani energi untuk masyarakat, khususnya melalui berita-berita terbaru yang disampaikan. Sinergi yang baik ini diharapkan bisa terus terjaga dan ditingkatkan dengan tujuan yang sama yakni melayani masyarakat.
Baca juga: Seharusnya orang kaya malu pakai Pertalite, Arya Sinulingga
Baca juga: Agenda para pebalap MotoGP di Sirkuit Pertamina Mandalika
Baca juga: Pertamina tak naikkan harga Pertalite demi stabilitas ekonomi