Kuliah Umum Megawati penting untuk pahami geopolitik Soekarno
Jakarta (ANTARA) - Rektor Universitas Pertahanan (Unhan) Laksamana Madya TNI Prof. Dr. Ir Amarulla Octavian menilai kuliah umum Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri sangat penting untuk memahami geopolitik Soekarno.
"Suatu kehormatan bagi para dosen dan mahasiswa Unhan RI menerima kuliah umum langsung yang berjudul Geopolitik Soekarno dan Tata Dunia Baru. Materi kuliah umum ini sangat penting dalam memahami pemahaman geopolitik Presiden Pertama RI Soekarno, yang sangat maju dimulai dari masa pergerakan kemerdekaan hingga membawa Bangsa Indonesia berperan penting dalam konstelasi politik internasional dan membentuk tata dunia baru pascaperang dunia II," kata Octavian saat membuka kuliah umum secara hybrid, Sentul, Bogor, Selasa.
Rektor Unhan pun mengapresiasi paparan Megawati yang saat ini tercatat sebagai Guru Besar Kehormatan bidang kepemimpinan strategik Unhan.
Civitas akademika Unhan termasuk para mahasiswa mendengarkan dari ruang auditorium Unhan. Selain Megawati, Prof. Purnomo Yusgiantoro yang juga guru besar Unhan hadir sebagai penanggap.
Hasto Kristiyanto yang kini sedang menempuh program doktoral di Unhan juga terlihat hadir bersama Megawati.
Octavian menjelaskan bahwa sejarah mencatat kepemimpinan Presiden Ir. Soekarno yang berhasil mempertahankan kemerdekaan RI dengan mengalahkan sekutu sebagai pemenang perang dunia II.
Sejarah tersebut membuktikan bahwa sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta yang disingkat Sishankamrata yang kini dianut TNI adalah sistem yang dibangun atas pemikiran Presiden Ir. Soekarno.
"Oleh karenanya pemikiran Presiden Ir. Soekarno sangat penting dalam konteks ilmu pertahanan sebagaimana kini diajarkan, dipelajari, diteliti dan dikembangkan oleh civitas akademika Unhan RI," ujar perwira tinggi TNI AL bintang tiga ini dalam siaran persnya.
Dia juga menerangkan bagaimana peran penting Megawati Soekarnoputri sebagai Presiden Ke-5, yang meneruskan pemikiran Presiden Soekarno.
Banyak sekali kebijakan Megawati yang dituangkan dalam berbagai peraturan perundangan dan program kerja pemerintah yang menjadi landasan penting dalam kehidupan berbangsa, bernegara. Termasuk dalam situasi dunia saat ini, konflik Rusia-Ukraina sangat membutuhkan pemikiran baru dari pemimpin Indonesia.
"Melalui kuliah umum ini, Unhan RI sangat beruntung dapat memahami pemikiran dua presiden sekaligus, Soekarno dan Megawati," tuturnya.
Terkait dengan geopolitik, Megawati mengajak semua mencoba menyelami cara berpikir para bapak bangsa, khususnya Bung Karno, yang menjadi topik pembahasan kuliah itu.
Dari situ, gepolitik Indonesia harus melihat kondisi serta potensi geografis Indonesia yang berada di antara dua benua dan dua samudera.
"Sehingga disebut Zamrud Khatulistiwa. Kekayaannya sangat luar biasa," kata Megawati.
"Apa yang yang di Indonesia itu tidak ada? Karena apa ini penting? Saya ingin men-trigger (memacu, red)" tambahnya.
Megawati mengatakan modalitas sumber daya alam Indonesia sangat luar biasa, terlebih sumber daya manusianya yang hidup bergotong royong sesuai intisari Pancasila.
"Sehingga tak mengherankan, Indonesia mampu melewati krisis 1998 dengan baik. Begitupun saat pandemi COVID-19, dilewati dengan baik berkat kegotongroyongan rakyat," tutur Megawati.
Megawati juga berbicara banyak mengenai geopolitik dalam konteks pertahanan. Semuanya menjurus pada ajakan agar para cerdik pandai serta akademi makin bergegas bertindak, bekerja demi masa depan Indonesia yang gilang gemilang.
"Suatu kehormatan bagi para dosen dan mahasiswa Unhan RI menerima kuliah umum langsung yang berjudul Geopolitik Soekarno dan Tata Dunia Baru. Materi kuliah umum ini sangat penting dalam memahami pemahaman geopolitik Presiden Pertama RI Soekarno, yang sangat maju dimulai dari masa pergerakan kemerdekaan hingga membawa Bangsa Indonesia berperan penting dalam konstelasi politik internasional dan membentuk tata dunia baru pascaperang dunia II," kata Octavian saat membuka kuliah umum secara hybrid, Sentul, Bogor, Selasa.
Rektor Unhan pun mengapresiasi paparan Megawati yang saat ini tercatat sebagai Guru Besar Kehormatan bidang kepemimpinan strategik Unhan.
Civitas akademika Unhan termasuk para mahasiswa mendengarkan dari ruang auditorium Unhan. Selain Megawati, Prof. Purnomo Yusgiantoro yang juga guru besar Unhan hadir sebagai penanggap.
Hasto Kristiyanto yang kini sedang menempuh program doktoral di Unhan juga terlihat hadir bersama Megawati.
Octavian menjelaskan bahwa sejarah mencatat kepemimpinan Presiden Ir. Soekarno yang berhasil mempertahankan kemerdekaan RI dengan mengalahkan sekutu sebagai pemenang perang dunia II.
Sejarah tersebut membuktikan bahwa sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta yang disingkat Sishankamrata yang kini dianut TNI adalah sistem yang dibangun atas pemikiran Presiden Ir. Soekarno.
"Oleh karenanya pemikiran Presiden Ir. Soekarno sangat penting dalam konteks ilmu pertahanan sebagaimana kini diajarkan, dipelajari, diteliti dan dikembangkan oleh civitas akademika Unhan RI," ujar perwira tinggi TNI AL bintang tiga ini dalam siaran persnya.
Dia juga menerangkan bagaimana peran penting Megawati Soekarnoputri sebagai Presiden Ke-5, yang meneruskan pemikiran Presiden Soekarno.
Banyak sekali kebijakan Megawati yang dituangkan dalam berbagai peraturan perundangan dan program kerja pemerintah yang menjadi landasan penting dalam kehidupan berbangsa, bernegara. Termasuk dalam situasi dunia saat ini, konflik Rusia-Ukraina sangat membutuhkan pemikiran baru dari pemimpin Indonesia.
"Melalui kuliah umum ini, Unhan RI sangat beruntung dapat memahami pemikiran dua presiden sekaligus, Soekarno dan Megawati," tuturnya.
Terkait dengan geopolitik, Megawati mengajak semua mencoba menyelami cara berpikir para bapak bangsa, khususnya Bung Karno, yang menjadi topik pembahasan kuliah itu.
Dari situ, gepolitik Indonesia harus melihat kondisi serta potensi geografis Indonesia yang berada di antara dua benua dan dua samudera.
"Sehingga disebut Zamrud Khatulistiwa. Kekayaannya sangat luar biasa," kata Megawati.
"Apa yang yang di Indonesia itu tidak ada? Karena apa ini penting? Saya ingin men-trigger (memacu, red)" tambahnya.
Megawati mengatakan modalitas sumber daya alam Indonesia sangat luar biasa, terlebih sumber daya manusianya yang hidup bergotong royong sesuai intisari Pancasila.
"Sehingga tak mengherankan, Indonesia mampu melewati krisis 1998 dengan baik. Begitupun saat pandemi COVID-19, dilewati dengan baik berkat kegotongroyongan rakyat," tutur Megawati.
Megawati juga berbicara banyak mengenai geopolitik dalam konteks pertahanan. Semuanya menjurus pada ajakan agar para cerdik pandai serta akademi makin bergegas bertindak, bekerja demi masa depan Indonesia yang gilang gemilang.