Petani di Kotim tunda masa tanam akibat ribuan hektare lahan terendam
Sampit (ANTARA) - Petani di Kecamatan Teluk Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah terpaksa menunda masa tanam akibat ribuan hektare lahan pertanian setempat terendam banjir dalam sebulan terakhir.
"Luas lahan pertanian di Desa Lampuyang ini saja ada sekitar 8.000 hektare. Saat ini hampir semuanya terendam banjir," kata Kepala Desa Lampuyang, Muksin di Sampit, Kamis.
Kecamatan Teluk Sampit merupakan lumbung padi Kotawaringin Timur, khususnya di Desa Lampuyang. Desa ini selalu menjadi andalan produksi beras di daerah ini.
Banjir terjadi akibat tingginya curah hujan yang bersamaan kondisi Sungai Mentaya sedang musim pasang tinggi. Akibatnya, air lambat turun sehingga merendam lahan pertanian.
Banjir yang terjadi saat ini cukup lama. Untungnya, petani tidak sampai merugi karena banjir terjadi setelah masa panen sehingga tidak ada padi yang gagal panen akibat terendam banjir.
Hanya, saat ini petani belum bisa memanfaatkan lahan mereka untuk ditanami hortikultura dan padi. Petani harus menunda masa tanam sehingga berarti mereka juga harus menunggu lama untuk mendapatkan penghasilan saat panen.
Baca juga: Bapas Sampit sosialisasi di sekolah cegah remaja terlibat tindak pidana
Saat ini petani hanya bisa menunggu dan berharap banjir yang merendam lahan pertanian mereka segera surut. Petani juga berharap bantuan pemerintah untuk membenahi dan meningkatkan irigasi pertanian setempat.
"Saat ini sudah mulai ada penurunan debit air, dan mudah-mudahan dalam beberapa hari ke depan banjir sudah surut sehingga petani bisa memulai masa tanam," harap Muksin.
Sementara itu, hari ini pemerintah daerah menggelar uji publik penetapan lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B) di Kecamatan Teluk Sampit. Asisten Bidang Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kotawaringin Timur Alang Arianto, turut hadir dalam acara tersebut.
Kegiatan ini juga dimanfaatkan petani untuk menyampaikan aspirasi terkait banjir yang saat ini melanda lahan pertanian mereka. Petani berharap ada solusi jangka panjang agar kejadian serupa tidak terulang lagi.
Menanggapi itu, Alang menyatakan akan menyampaikan aspirasi itu kepada Dinas Pertanian serta pimpinan daerah. Alang juga menyempatkan diri meninjau lahan pertanian yang terendam banjir.
"Tadi ada kegiatan uji publik rencana Perda Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan di Kecamatan Teluk Sampit, sekaligus melihat keluhan masyarakat masalah banjir. Jadi masalah ini akan kami sampaikan ke pimpinan. Apa keputusannya, kita tindak lanjuti," demikian Alang Arianto.
Baca juga: Legislator Kotim uraikan penyebab masih banyak anak belum sekolah
Baca juga: DPRD Kotim dorong digitalisasi perpustakaan daerah
Baca juga: Menhub setujui perpanjangan landasan Bandara Sampit dan dukung tol sungai
"Luas lahan pertanian di Desa Lampuyang ini saja ada sekitar 8.000 hektare. Saat ini hampir semuanya terendam banjir," kata Kepala Desa Lampuyang, Muksin di Sampit, Kamis.
Kecamatan Teluk Sampit merupakan lumbung padi Kotawaringin Timur, khususnya di Desa Lampuyang. Desa ini selalu menjadi andalan produksi beras di daerah ini.
Banjir terjadi akibat tingginya curah hujan yang bersamaan kondisi Sungai Mentaya sedang musim pasang tinggi. Akibatnya, air lambat turun sehingga merendam lahan pertanian.
Banjir yang terjadi saat ini cukup lama. Untungnya, petani tidak sampai merugi karena banjir terjadi setelah masa panen sehingga tidak ada padi yang gagal panen akibat terendam banjir.
Hanya, saat ini petani belum bisa memanfaatkan lahan mereka untuk ditanami hortikultura dan padi. Petani harus menunda masa tanam sehingga berarti mereka juga harus menunggu lama untuk mendapatkan penghasilan saat panen.
Baca juga: Bapas Sampit sosialisasi di sekolah cegah remaja terlibat tindak pidana
Saat ini petani hanya bisa menunggu dan berharap banjir yang merendam lahan pertanian mereka segera surut. Petani juga berharap bantuan pemerintah untuk membenahi dan meningkatkan irigasi pertanian setempat.
"Saat ini sudah mulai ada penurunan debit air, dan mudah-mudahan dalam beberapa hari ke depan banjir sudah surut sehingga petani bisa memulai masa tanam," harap Muksin.
Sementara itu, hari ini pemerintah daerah menggelar uji publik penetapan lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B) di Kecamatan Teluk Sampit. Asisten Bidang Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kotawaringin Timur Alang Arianto, turut hadir dalam acara tersebut.
Kegiatan ini juga dimanfaatkan petani untuk menyampaikan aspirasi terkait banjir yang saat ini melanda lahan pertanian mereka. Petani berharap ada solusi jangka panjang agar kejadian serupa tidak terulang lagi.
Menanggapi itu, Alang menyatakan akan menyampaikan aspirasi itu kepada Dinas Pertanian serta pimpinan daerah. Alang juga menyempatkan diri meninjau lahan pertanian yang terendam banjir.
"Tadi ada kegiatan uji publik rencana Perda Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan di Kecamatan Teluk Sampit, sekaligus melihat keluhan masyarakat masalah banjir. Jadi masalah ini akan kami sampaikan ke pimpinan. Apa keputusannya, kita tindak lanjuti," demikian Alang Arianto.
Baca juga: Legislator Kotim uraikan penyebab masih banyak anak belum sekolah
Baca juga: DPRD Kotim dorong digitalisasi perpustakaan daerah
Baca juga: Menhub setujui perpanjangan landasan Bandara Sampit dan dukung tol sungai