Palangka Raya (ANTARA) - Badan Pusat Statistik Kalimantan Tengah mencatat nilai tukar petani (NTP) gabungan di provinsi setempat selama September 2022 mencapai 115,98 persen, atau turun sekitar 0,09 persen dibandingkan Agustus 2022 yang berkisar Rp116,08 persen.
Penurunan ini disebabkan indeks yang dibayar petani mengalami peningkatan lebih besar dibandingkan peningkatan indeks harga hasil produksi pertanian, kata Kepala BPS Kalteng Eko Marsoro di Palangka Raya, kemarin.
"Peningkatan pengeluaran petani itu disebabkan adanya kenaikan pada indeks konsumsi rumah tangga petani (IKRT) maupun indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM)," ucapnya.
Terkait penurunan TNP gabungan pada September 2022 di Kalteng, lanjut dia, dipengaruhi oleh menurunnya di beberapa subsektor pertanian, yaitu Hortikultura sekitar 3,52 persen, Perikanan 2,63 persen, Peternakan 1,38 persen, dan Tanaman Pangan 0,12 persen.
"Hanya tanaman perkebunan rakyat di Kalteng menjadi satu-satunya subsektor yang mengalami peningkatan nilai tukar berkisar 0,73 persen," beber Eko.
Berdasarkan data BPS, Pada September 2022, indeks harga diterima petani di Kalteng naik sebesar 1,46 persen dibanding Agustus 2022, dari 134,64 menjadi 136,60. Peningkatan itu karena naiknya penerimaan pada Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sekitar 2,41 persen, Tanaman Pangan 1,09 persen, dan Perikanan 0,23 persen. Sementara subsektor hortikultura turun 2,12 persen dan peternakan sekitar 0,60 persen.
Baca juga: Kalteng alami inflasi 1,19 persen selama September 2022
Sedangkan untuk indeks harga dibayar petani, dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.
Di mana pada September 2022, harga dibayar petani meningkat sebesar 1,54 persen jika dibanding Agustus 2022, dari 115,99 menjadi 117,78. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya nilai Ib pada seluruh subsektor, yaitu Perikanan 2,94 persen, Tanaman Perkebunan Rakyat 1,67 persen, Hortikultura 1,44 persen, Tanaman Pangan 1,21 persen, dan Peternakan 0,79 persen.
"Ini perkembangan NTP gabungan di Kalteng selama September 2022 yang kami pantau dan catat. Semoga ini bisa menjadi perhatian dari pemerintah daerah di Kalteng untuk melakukan berbagai program mendukung dan mendorong produktivitas petani di provinsi ini," demikian Eko.
Baca juga: BPS: Regsosek menjadi rujukan perlindungan sosial dan pemberdayaan ekonomi
Baca juga: Nilai tukar petani di Kalteng pada Agustus 2022 alami kenaikan 4,43 persen
Baca juga: IHK turun, Kalteng selama Agustus 2022 terjadi deflasi 0.01 persen
Berita Terkait
Pemkab Katingan kembangkan pasar tradisional sebagai pusat ekonomi masyarakat
Rabu, 18 Desember 2024 22:33 Wib
Legislator berharap pemerintah pusat kaji ulang kenaikan PPN 12 persen
Rabu, 18 Desember 2024 17:22 Wib
Waket DPRD Bartim jadi dewan pakar Pemuda Katolik Pusat
Rabu, 18 Desember 2024 12:17 Wib
APBN 2025 terbanyak di Pusat, Teras Narang sebut kepala daerah dituntut inovatif
Sabtu, 14 Desember 2024 18:23 Wib
Festival Harmoni Istiqlal wujud nyata masjid pusat pengembangan agama dan budaya
Rabu, 11 Desember 2024 9:24 Wib
Pemerintah Pusat perlu mengevaluasi kebijakan moratorium DOB, kata Teras Narang
Senin, 9 Desember 2024 13:26 Wib
Empat atlet sukses raih gelar sarjana dari beasiswa KONI
Jumat, 29 November 2024 21:22 Wib
DPRD sarankan Pusat Perbelanjaan Seruyan dimanfaatkan untuk MPP
Rabu, 27 November 2024 22:49 Wib