BI Kalteng: Harga sejumlah komoditas pangan alami penurunan

id kepala bank indonesia kalimantan tengah, yura adalin djalins, bank indonesia kalimantan tengah, kepala bi kalteng, bi kalteng, kalimantan tengah, infl

BI Kalteng: Harga sejumlah komoditas pangan alami penurunan

Kepala Bank Indonesia Kalimantan Tengah Yura Djalins. ANTARA/HO-BI Kalteng

Palangka Raya (ANTARA) - Kepala Bank Indonesia Kalimantan Tengah Yura Adalin Djalins menyatakan bahwa Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) berupa operasi pasar, pasar penyeimbang dan pasar murah sejak pertengahan Agustus 2022 di daerah ini, mulai menunjukkan hasil dengan turunnya harga sejumlah komoditas pangan.

Penurunan harga sejumlah komoditas itu berdasarkan pantauan yang dirangkum dalam data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) hingga minggu akhir September 2022, kata Yura di Palangka Raya, Rabu.

"Adapun komoditas harga yang alami penurunan yakni bawang merah, cabai rawit, telur ayam, minyak goreng, dan gula pasir," beber dia.

Selain berbagai operasi pasar yang telah dilakukan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), lanjut pria yang akrab disapa Bang Yura itu, Gerakan Sekuyan Lombok berupa menanam cabai rawit, baik di pekarangan yang dilakukan oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) maupun perluasan penanaman cabai rawit pada lahan pertanian, merupakan strategi jangka menengah untuk meningkatkan pasokan pada akhir tahun,  yang secara historis cenderung mengalami kenaikan.

"Stok pasokan pangan pada level rumah tangga di Kalteng pun juga sudah alami peningkatan," tambahnya.

Meski begitu, Kepala BI Kalteng itu mengakui, inflasi pada September 2022 hingga akhir tahun ini, diprakirakan akan tetap berada di atas target sasaran. Hal itu seiring dengan kenaikan harga BBM subsidi yang tentunya akan berdampak pada kenaikan inflasi.

Baca juga: Kalteng alami inflasi 1,19 persen selama September 2022

Dia mengatakan secara langsung kenaikan harga BBM subsidi akan dirasakan pada kelompok transportasi, yang kemudian akan tertransmisi kepada kenaikan harga ongkos angkut dan pada akhirnya mendorong kenaikan harga barang/jasa (second round effect).

"Tapi kami dari Bank Indonesia memprakirakan inflasi pada Desember 2022 akan lebih rendah dibandingkan September 2022. Sekalipun masih tetap di atas sasaran," kata Yura.

Dia pun menegaskan bahwa TPID telah membuat berbagai strategi untuk tetap menjaga inflasi melalui kegiatan GNPIP yang akan dilakukan secara bertahap hingga akhir tahun.

"Langkah-langkah yang telah dilakukan TPID di Kalteng tentunya perlu diapresiasi dalam rangka menjaga dan meredam terjadinya kenaikan inflasi tidak berlanjut," demikian  Yura.

Baca juga: Pemprov Kalteng bantu pelaku usaha transportasi tekan inflasi

Baca juga: Sekda Kalteng pantau ketersediaan kebutuhan pokok di Palangka Raya

Baca juga: Pasar murah Pemprov Kalteng sasar Kelurahan Marang