RSUD Tamiang Layang tingkatkan SDM aparatur optimalkan pelayanan

id Rsud tamiang layang, pemkab bartim, pelayanan kesehatan masyarakat bartim, tamiang layang, barito timur, bartim

RSUD Tamiang Layang tingkatkan SDM aparatur optimalkan pelayanan

Kabid Pelayanan Medik RSUD Tamiang Layang, dr Teddy Taroreh {tengah berdiri) memberi arahan sekaligus membuka In House Training Terpadu Bantuan Hidup Dasar di Tamiang Layang, Senin, (10/10). (ANTARA/HO-RSUD Tamiang Layang)

Tamiang Layang (ANTARA) -
Pemerintah Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah melalui RSUD Tamiang Layang terus berupaya memaksimalkan pelayanan kesehatan dengan pelaksanaan 'In Training House Terpadu' untuk melatih dan meningkatkan kemampuan seluruh pegawai.
 
“Dalam in house training kita melaksanakan pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD), Bantuan Hidup Lanjut (BHL) dan Code Blue (Kode Biru),” kata Direktur RSUD Tamiang Layang melalui Kabid Pelayanan Medik Teddy Taroreh di Tamiang Layang, Senin.
 
Menurutnya, Bantuan Hidup Dasar (BHD) adalah pertolongan pertama yang dilakukan pada pasien atau korban henti jantung atau henti nafas, dengan maksud meningkatkan keterampilan pegawai rumah sakit baik medis maupun non medis dalam menangani kasus-kasus dengan kegawatdaruratan, khususnya memberikan bantuan hidup dasar saat bantuan medis belum ada.
 
Karyawan-karyawan yang melihat kondisi kegawatdaruratan di sekitarnya diharapkan bisa memberikan pertolongan pertama kepada pasien kasus emergency sejak masuk rumah sakit dan di sekeliling rumah sakit.
 
Emergensi atau gawat darurat itu dalam keadaan klinis pasien yang membutuhkan tindakan medis segera, guna penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan lebih lanjut karena keadaan gawat darurat itu bisa terjadi kapan saja, siapa saja dan dimana saja.

Baca juga: Ketua DPRD Bartim ajak semua elemen bersinergi membangun daerah
 
Para pelatih memberikan materi di antaranya tentang pengenalan awal dan penanganan pertama korban, bantuan hidup dasar, manajemen pernapasan, bantuan pernafasan, bantuan sirkulasi, stabilisasi dan transportasi, penanganan syok perdarahan, henti jantung, aritmia lethal dan defibrilator.
 
“Kondisi ini menuntut kesiapan seluruh petugas rumah sakit baik medis maupun non medis untuk mengantisipasi kejadian itu, karena kecepatan pertolongan pertama kepada korban sangat menentukan keselamatan jiwa atau keterlambatan bisa membuat kondisi fatal,” terang Teddy.
 
Selanjutnya akan dilakukan pelatihan Bantuan Hidup Lanjut (BHL) kepada peserta dari bidang pelayanan (dokter) dan bidang keperawatan (bidan dan keperawatan) dan akan dilanjutkan pelatihan Code Blue (Kode Biru). In House Training dilaksanakan selama tiga hari dengan jumlah peserta sebanyak 350 orang terdiri dari karyawan non medis  dan medis.

Baca juga: Pemkab Bartim finalisasi luasan PSM

Baca juga: Bupati Bartim tuntut pejabat baru dilantik berkomitmen membangun daerah

Baca juga: Wabup Bartim turut berbelasungkawa atas tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang