Nanga Bulik (ANTARA) - Festival Balayah Lanting kembali digelar di Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah setelah dua tahun tidak terlaksana dikarenakan pandemi COVID-19.
Festival ini merupakan upaya untuk melestarikan tradisi masa lalu masyarakat yang mengandalkan sungai sebagai sarana transportasi sekaligus memperkenalkan potensi pariwisata di Kecamatan Delang, kata Bupati Lamandau Hendra Lesmana, Sabtu.
"Festival ini dapat menjadi nilai tambah untuk pengembangan dan pelestarian budaya dan pariwisata," katanya.
Selain itu, festival ini juga menjadi awal yang baik dalam upaya pemulihan ekonomi dengan meningkatnya kunjungan wisatawan ke desa-desa wisata di Kabupaten Lamandau.
Festival ini juga untuk mempersiapkan Sumber Daya Manusia Kelompok Sadar Wisata (SDM Pokdarwis) dalam mengelola potensi destinasi wisata secara mandiri, sehingga ekonomi kreatif terus meningkat yang dapat memacu jumlah kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara.
"Kegiatan ini juga harus didorong keinginan kuat dan kreativitas yang tinggi oleh masyarakatnya dengan memberdayakan SDM dan UMKM karena di situlah ada nilai pendapatan bagi masyarakat lokal," paparnya.
Festival ini mengambil tema "menjaga alam, melestarikan budaya", yang memiliki arti bahwa Tuhan telah memberikan alam semesta isinya yang kaya serta budaya dan kearifan lokal yang indah, maka sudah sepatutnyalah dijaga dan dilestarikan.
Festival tersebut diikuti sebanyak 72 buah lanting dan rutenya dimulai dari Kelurahan Kudangan kemudian berakhir di Desa Lopus Kecamatan Delang.