Jakarta (ANTARA) - Antioksidan pada teh hijau dikenal memiliki banyak manfaat untuk kesehatan tubuh. Kendati demikian mengonsumsi suplemen teh hijau dosis tinggi untuk waktu yang lama ternyata juga dapat memicu kerusakan hati.
Baca juga: Kiat ciptakan "cash flow" positif untuk keuangan sehat
Penelitian dari Rutgers, yang diterbitkan dalam "The Journal of Dietary Supplements" memberikan petunjuk dua varian genetik yang memperlihatkan risiko tersebut.
Peneliti senior sekaligus asisten profesor ilmu gizi di Rutgers School of Health Professions Hamed Samavat mengatakan kepada ScitechDaily beberapa waktu lalu, bahwa penting untuk mengetahui siapa saja yang berisiko, mengingat suplemen teh hijau dosis tinggi juga kaya akan manfaat.
"Suplemen teh hijau dosis tinggi memiliki manfaat kesehatan yang signifikan bagi penderita gangguan jantung, kanker, obesitas hingga diabetes tipe 2. Tapi penting untuk tahu siapa yang berisiko untuk alami kerusakan hati setelahnya," ujar Hamed.
Baca juga: Berhenti merokok jadi resolusi sehat di 2023? Ini tips pakar
Menggunakan data dari Minnesota Green Tea Trial, sebuah studi besar tentang efek suplemen teh hijau pada kanker payudara, tim peneliti menyelidiki apakah orang dengan variasi genetik tertentu lebih mungkin menunjukkan tanda-tanda kerusakan pada hati setelah setahun menelan 843 miligram suplemen teh hijau per hari.
Penelitian yang dipimpin oleh Laura Acosta, seorang mahasiswa doktoral, memilih dua variasi genetik yang dipertanyakan karena masing-masing mengendalikan sintesis enzim yang memecah antioksidan dalam teh hijau yang disebut katein (EGCG).
Mereka melakukan uji coba terkontrol plasebo melibatkan lebih dari 1.000 wanita pascamenopause dan mengumpulkan data secara berkala setiap tiga bulan sekali selama satu tahun.
Analisis oleh para peneliti menunjukkan bahwa tanda-tanda awal kerusakan hati tampak umum terjadi pada peserta dengan genotipe UGT1A4. Namun tidak dijelaskan lebih lanjut genotipe seperti apa yang dimaksud.
Genotipe ini berisiko tinggi mengalami peningkatan kerusakan hati hingga 80 persen setelah sembilan bulan mengonsumsi suplemen teh hijau. Sedangkan mereka dengan genotipe berisiko rendah dengan enzim yang sama memperlihatkan peningkatan kerusakan hati hingga melihat 30 persen.
“Kami masih jauh dari dapat memprediksi siapa yang dapat dengan aman mengonsumsi ekstrak teh hijau dosis tinggi,” kata Samavat, yang mencatat risiko toksisitas hati hanya terkait dengan suplemen teh hijau tingkat tinggi dan bukan dengan minum teh hijau atau bahkan mengonsumsi ekstrak teh hijau dosis rendah.
Berita Terkait
Ini minuman panas yang mampu membantu tangkal stres
Rabu, 20 November 2024 11:39 Wib
Kalteng miliki posisi strategis dalam implementasi ekonomi hijau
Rabu, 20 November 2024 6:25 Wib
Hashim Djojohadikusumo pikat Pendanaan Hijau EUR 1,2 miliar untuk sektor kelistrikan
Jumat, 15 November 2024 7:55 Wib
Bank Kalteng-USAID SEGAR kolaborasi kembangkan pendanaan hijau
Selasa, 24 September 2024 13:54 Wib
Hijau Daun dan Putri Aulia meriahkan penutupan Barsel Expo 2024
Minggu, 22 September 2024 15:42 Wib
Pembangunan ruang terbuka hijau di Palangka Raya
Jumat, 16 Agustus 2024 10:56 Wib
Potensi ekonomi hijau dari kelapa beri peluang besar bagi Indonesia
Senin, 22 Juli 2024 21:32 Wib
PLN siap hadirkan listrik hijau peringati HUT RI di IKN
Senin, 1 Juli 2024 6:53 Wib