Bila China ancam kedaulatan AS, Biden janji akan bertindak

id Biden,Bila China ancam kedaulatan AS, Biden janji akan bertindak,Washington,Kalteng

Bila China ancam kedaulatan AS, Biden janji akan bertindak

Presiden AS Joe Biden menyampaikan pidato kenegaraannya sebelum sesi bersama Kongres disambut tepuk tangan oleh Wakil Presiden Kamala Harris dan Ketua DPR Kevin McCarthy, di ruang DPR,  Gedung Capitol,  di Washington, Amerika Serikat, Selasa (7/2/2023). ANTARA FOTO/Reuters- Kevin Lamarque/hp.

Washington (ANTARA) - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Selasa (7/2) mengatakan ia terbuka untuk bekerja dengan China, melakukan “kompetisi, bukan konflik,” tetapi bahwa Washington akan mengambil tindakan jika keamanan nasional AS diancam Beijing.

"Saya berkomitmen untuk bekerja dengan China yang dapat meningkatkan kepentingan Amerika dan menguntungkan dunia,” ucap Biden dalam pidato kenegaraan kedua yang ia sampaikan pada sidang gabungan Kongres.

"Tapi jangan salah, seperti yang kami jelaskan minggu lalu, kalau China mengancam kedaulatan kita, kami akan bertindak untuk melindungi negara kita," katanya, memperingatkan.
 
Pidato tahunan itu disampaikan Biden saat ia bersiap menghadapi pemilu 2024 dan ketika AS kembali bersitegang dengan China setelah militer AS pada Sabtu (4/2) menembak jatuh suatu benda yang diyakini sebagai balon mata-mata China. 

Balon itu terbang melewati ‘wilayah sensitif’ di AS.

Kedua partai di Kongres, yaitu Demokrat dan Republik, sama-sama mendesak Biden untuk bertindak tegas terhadap China.

“Memenangkan persaingan dengan China harus menyatukan kita semua. Kita menghadapi tantangan serius di seluruh dunia,” kata Biden.

Biden menambahkan bahwa selama dua tahun belakangan ini demokrasi semakin kuat, bukan melemah.

Pada saat yang sama, ia mengatakan "Otokrasi semakin lemah, bukan menguat"  dan menambahkan bahwa AS telah meningkatkan kerja sama dengan sekutu-sekutunya untuk mengakhiri otokrasi.

Penemuan balon besar yang dapat terbang tinggi dengan kemampuan bermanuver menyebabkan penundaan pada kunjungan Menteri Luar Negeri Anthony Blinken ke Beijing, yang seharusnya menjadi tindak lanjut pertemuan pertama Biden dengan Presiden China Xi Jinping pada November.

Kunjungan Blinken ditujukan untuk membangun kembali hubungan bilateral, tetapi kemunculan objek misterius itu, yang diungkapkan pertama kali oleh Washington pada Kamis (2/2), membuat hubungan kedua negara menegang.

Beijing bersikeras bahwa objek tersebut adalah balon cuaca milik sipil yang terbang keluar jalur akibat angin.

Mengenai perang Rusia di Ukraina, Biden menegaskan kembali bahwa Washington terus mendukung Kiev bersama para sekutu dan negara yang memiliki pandangan sama.

Sama seperti pada pada pidato kenegaraan pertama yang ia sampaikan, Biden kali ini tidak membahas Korea Utara meskipun negara itu sepanjang 2022 saja  telah melakukan uji coba 70 rudal balistik.

Pidato malam yang disiarkan televisi itu disampaikan Biden ketika ia menghadapi perubahan iklim politik dibandingkan saat ia mulai menjabat pada 2021.

Saat ini, Dewan Perwakilan Rakyat dikuasai Republik setelah partai tersebut memenangi suara mayoritas tipis dalam pemilu sela pada November.

Penyelidikan yang diluncurkan, menyangkut penanganan Biden terhadap dokumen-dokumen rahasia saat ia menjabat sebagai wakil presiden, juga terbukti mengganggu.

Biden, yang saat ini berusia 80 tahun, tengah menjalani tahun ketiga masa jabatannya sebagai presiden AS dalam era baru pemerintahan yang terpecah. 

Selama pidatonya yang berlangsung hampir selama satu jam, sang presiden asal Partai Demokrat itu menyebutkan berbagai kemajuan yang dicapainya serta memaparkan prioritas-prioritas kebijakannya. 

Ia juga mengajak kedua partai politik untuk bekerja sama menangani masalah-masalah utama dalam negeri. 

“Kepada rekan-rekanku dari (partai) Republik, jika kita bisa bekerja bersama di Kongres yang lalu, tidak ada alasan kita tidak bisa bekerja sama dalam Kongres yang baru,” kata dia.

Biden mengingatkan bahwa rakyat telah mengirimkan pesan yang kuat bahwa, "Bertempur hanya untuk pertempuran, mengejar kekuasaan semata, terlibat dalam konflik semata, tidak akan membawa kita ke manapun."

Dengan tingkat kepuasan publik yang sekarang turun menjadi sekitar 40 persen, Biden menggarisbawahi keberhasilan pemerintahannya dalam memulihkan ekonomi dari pandemi COVID-19.

Presiden AS itu juga menyatakan telah membuat kemajuan dalam regenerasi pertumbuhan dari "bawah ke atas dan menengah ke atas," daripada dari atas ke bawah.

Biden menyebutkan berbagai perkembangan positif, seperti kenaikan upah, tingkat pengangguran di AS turun ke level terendah dalam hampir 54 tahun menjadi 3,4 persen pada Januari, serta ada 12 juta lapangan kerja yang tercipta selama ia menjabat presiden.

Ia mendesak Kongres untuk bekerja sama membangun kembali ‘tulang punggung Amerika - kelas menengah, untuk menyatukan negara".

Ia mengatakan, "Kita dikirim ke sini untuk menyelesaikan tugas."

Sumber: Kyodo-OANA

Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan