Jakarta (ANTARA) - Anak laki-laki pejabat Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan, MDS (20) memerintahkan tersangka lain atau temannya yang berinisial S (19) merekam penganiayaan terhadap D (17) di Pesanggrahan pada Senin (20/2) malam pukul 20.30 WIB.
"Setelah sampai di lokasi, S bertanya kepada MDS apa yang akan dilakukan, kemudian MDS menyuruhnya merekam video menggunakan hape miliknya," kata Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat.
Kemudian, Ade Ary menjelaskan, MDS menyuruh korban untuk mengambil posisi "push up" sambil tersangka S melakukan perekaman video.
Lalu, tersangka MDS menyuruh korban D "push up" 50 kali. Namun karena korban tidak kuat dan hanya sanggup 20 kali, korban disuruh sikap tobat oleh tersangka MDS.
Namun korban menyampaikan tidak bisa. Akhirnya tersangka MDS meminta tersangka S untuk mencontohkan sikap tobat (sujud dengan lutut, kepala sebagai tumpuan dan tangan kaki seperti istirahat di pinggang).
"Kemudian berdasarkan kamera pengawas (CCTV), analisis telepon genggam dan keterangan para saksi telah terjadi kekerasan terhadap D dalam posisi 'sikap tobat' tersebut," katanya.
Ade Ary merinci kekerasan itu dilakukan tersangka MDS dengan menginjak kepala, menendang perut dan memukul kepala ketika korban pada posisi tersebut yang direkam S.
Tak lama setelah itu, orang tua teman D yang mengetahui penganiayaan tersebut langsung menolong korban dan akhirnya menghubungi petugas keamanan untuk dibawa ke Rumah Sakit Medika Pertama Hijau.
"Kemudian satpam menghubungi Polsek Pesanggrahan sehingga mengamankan dua tersangka dan saksi AG," katanya.
Kepolisian telah menetapkan MDS dan S menjadi tersangka dan ditahan atas kasus dugaan kekerasan terhadap korban tersebut.
Kemudian berdasarkan dua alat bukti yang disita pihak Kepolisian, tersangka disangkakan melakukan tindakan membiarkan adanya kekerasan terhadap D.
Atas perbuatannya, tersangka S terjerat Pasal 76C Juncto Pasal 80 UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan UU 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Pelaku diancam pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun.
Penganiayaan terjadi pada Senin (20/2) malam pukul 20.30 WIB. Kepolisian telah meminta keterangan lima saksi, yakni SL, R, M, AGH dan paman korban.
Kepolisian juga mengamankan sejumlah barang bukti seperti dua telepon genggam, sepasang sepatu milik tersangka, pakaian korban dan satu unit kendaraan mobil bermerek Rubicon berikut pelat nomor polisi serta STNK.
Berita Terkait
Korupsi pengadaan xray, KPK panggil sejumlah pejabat Kementan
Selasa, 10 September 2024 20:25 Wib
Cuti jelang pilkada, posisi Bupati Kotim akan digantikan pejabat sementara
Minggu, 8 September 2024 19:25 Wib
Pj Bupati Barito Utara lantik dua pejabat Disdukcapil
Senin, 2 September 2024 20:01 Wib
Ikuti Pilkada 2024, sejumlah pejabat Pemprov Kalteng ajukan pengunduran diri
Senin, 26 Agustus 2024 13:35 Wib
Sejumlah kepala dinas di Pemkab Mura mengalami pergantian
Selasa, 6 Agustus 2024 10:36 Wib
Ratusan masyarakat dan pejabat hadiri pemakaman ayah Pj Bupati Barut
Senin, 5 Agustus 2024 18:39 Wib
Kadiskominfosantik Kalteng: Studi komparatif optimalkan implementasi keterbukaan informasi
Jumat, 26 Juli 2024 12:04 Wib
DPRD minta Pemkot Palangka Raya segera isi kekosongan pejabat struktural
Kamis, 25 Juli 2024 2:18 Wib