Sampit (ANTARA) - PT Dharma Lautan Utama terpaksa menunda keberangkatan kapal mereka KM Kirana I dari Pelabuhan Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah menuju Semarang selama 10 jam akibat Sungai Mentaya sedang surut.
"Ada perubahan jadwal. Yang awalnya pada pukul 14.00 WIB berubah menjadi pukul 24.00 WIB karena di Pelabuhan Sampit ini terkendala dengan pasang surut air," kata Manajer PT Dharma Lautan Utama (DLU) Hendrik Sugiharto di Pelabuhan Sampit, Kamis.
Alur Sungai Mentaya memang belum bisa dilayari 24 jam penuh oleh kapal-kapal besar. Pendangkalan yang terjadi di sejumlah titik, khususnya sekitar muara, membuat alur tidak bisa dilalui kapal besar saat sungai surut.
Kondisi ini membuat kapal harus menyesuaikan kondisi sungai saat itu. Terkadang kapal harus bertahan di muara menunggu sungai pasang agar bisa masuk alur menuju Pelabuhan Sampit. Sebaliknya, tidak jarang kapal harus bertahan di pelabuhan dengan menunda keberangkatan sambil menunggu hingga sungai pasang dan alur bisa dilewati kapal besar.
Seperti rencana keberangkatan KM Kirana I hari ini terpaksa ditunda 10 jam hingga sungai kembali pasang dan bisa dilewati. Kondisi ini dikhawatirkan menimbulkan ketidaknyamanan bagi calon penumpang.
Baca juga: Kapal perintis jadi opsi angkutan tambahan pemudik di Pelabuhan Sampit
"Tetapi hal itu sudah kami evaluasi dan tidak membatalkan jadwal berikutnya. Jadi setelah tiba di Semarang masih ada waktu untuk stay sekitar enam jam. Sehingga kapal ini bisa menyesuaikan pada jadwal berikutnya yaitu tanggal 11 April datang kembali ke sini," jelas Hendrik.
KM Kirana I berkapasitas 560 penumpang. Animo masyarakat untuk mudik cukup tinggi, apalagi di tengah tingginya harga tiket pesawat sehingga banyak warga yang mudik melalui jalur laut.
"Kami sudah mengumumkan terkait kemunduran jadwal ini. Karena tiket kami online, bila mana kami mengubah jadwal k secara otomatis pelanggan kami akan mendapatkan notice pemberitahuan secara otomatis," tambahnya.
Terkait kemungkinan terjadi lonjakan, Hendrik mengatakan pihaknya sudah layangkan surat kepada Kementerian Perhubungan untuk dispensasi kapasitas kapal. Dia berharap usulan tersebut disetujui sehingga mengangkut pemudik lebih banyak lagi.
"Sekarang masih menunggu karena ini sudah momen hampir 15 angkutan Lebaran. Mudahan segera kami dapatkan dan realisasikan. Kalau dapat dispensasi itu maksimal 30 persen dari kapasitas. Jadi kami tetap berkoordinasi dengan KSOP untuk jumlahnya," demikian Hendrik Sugiharto.
Baca juga: Diperkirakan 17.973 orang berangkat dari Pelabuhan Kumai saat mudik Lebaran 2023
Baca juga: Bandara Tjilik Riwut sediakan penerbangan ekstra hadapi arus mudik Lebaran