Seorang pria berusia 34 tahun yang menumpahkan cairan mudah terbakar di dalam Mesjid Fatih dan mencoba membakar mesjid ini, melarikan diri dari tempat kejadian tetapi kemudian ditangkap di rumahnya, kata polisi.
Menurut polisi, tak ada yang terluka dalam peristiwa ini tetapi kebakaran kecil itu menyebabkan kerusakan.
Ramazan Yildirim, ketua yayasan mesjid tersebut, mengatakan identitas si penyerang sudah diketahui polisi, dan merupakan percobaan pembakaran mesjid yang keduanya dalam sebulan ini.
Kelompok DITIB yang menghimpun warga Muslim Jerman keturunan Turki meminta pihak berwenang Jerman mengambil tindakan yang diperlukan untuk melindungi komunitas Muslim.
Baca juga: Hindari ketergantungan bahan bakar dari Rusia, Jerman mulai hemat energi
"Kami sangat sedih dan prihatin oleh terjadinya serangan seperti itu yang menyasar mesjid kami. Kami harap pihak berwenang mengambil tindakan yang diperlukan dan berharap serangan seperti itu tak terulang," kata Emre Simsek, seorang penasihat anggota dewan DITIB.
Jerman diamuk rasisme dan Islamofobia yang kian besar dalam beberapa tahun terakhir, yang dipicu oleh propaganda kelompok sayap kanan yang mengeksploitasi krisis pengungsi dan berusaha membuat orang mencurigai kaum imigran.
Menurut data terbaru, polisi mencatat paling sedikit 610 kasus kebencian Islamofobia sepanjang tahun lalu di seluruh negeri.
Sekitar 62 mesjid diserang antara Januari hingga Desember tahun lalu, dan sedikitnya 39 orang terluka karena kekerasan anti-Muslim.
Angka tersebut termasuk puluhan kasus kebencian terhadap Muslim, kasus intimidasi, vandalisme, dan perusakan properti.
Berpenduduk lebih dari 84 juta orang, Jerman memiliki penduduk Muslim terbesar kedua di Eropa Barat setelah Prancis. Jerman menjadi tanah air untuk hampir lima juta Muslim.
Baca juga: Kasus COVID Jerman hampir 320 ribu sehari
Baca juga: Pengawas keamanan siber Jerman tak temukan fungsi sensor di ponsel Xiaomi
Baca juga: Jerman tak berlakukan 'lockdown' sebelum Natal