Martapura (ANTARA) - PT PLN (Persero) Unit Induk Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban (UIP3B) Kalimantan membantu petani di Kalimantan Selatan (Kalsel) berhasil panen tiga kali setahun lewat penerapan teknologi sistem pengairan tetes (fertigasi) yang menggunakan pompa air bertenaga listrik.
"Bantuan dari PLN berupa teknologi electrifying agriculture (EA) di tahun 2021 menjadi oasis bagi kami yang kini bisa panen tiga kali setahun," kata Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Kayuh Baimbai Misrani, di Martapura, Minggu.
Gapoktan Kayuh Baimbai berlokasi lahan pertanian di Desa Simpang Empat, Kecamatan Pengaron, Kabupaten Banjar yang menjadi binaan PLN UIP3B Kalimantan.
Misrani menuturkan awalnya kelompoknya hanya beranggotakan 24 orang yang bertani secara konvensional dengan mengandalkan curah hujan untuk menanam padi dan juga sayur mayur.
Petani pun hanya bisa panen satu kali dalam setahun, sehingga hampir sulit bertahan hidup terlebih di saat badai pandemi COVID-19 lalu.
Namun setelah beralih ke energi listrik untuk mengairi sawah, terjadi peningkatan produktivitas dan pendapatan petani dari hasil panen tiga kali setahun.
"Tentunya efisiensi biaya untuk penyiraman dibandingkan menggunakan diesel berbahan bakar minyak (BBM) yang menelan biaya besar," ujarnya pula.
Misrani menyebut kini Gapoktan Kayuh Baimbai dapat mengayomi 10 kelompok tani lainnya dengan anggota mencapai 133 orang.
"Kami berterima kasih kepada PLN berkat fertigasi warga di Desa Simpang Empat benar-benar mengandalkan bertani sebagai pendapatan utama yang menjanjikan," ujarnya lagi.
General Manager PLN UIP3B Kalimantan Abdul Salam Nganro mengapresiasi perkembangan Gapoktan Kayuh Baimbai menjadikan listrik pendorong meningkatnya kualitas pertanian.
Salam berharap Gapoktan Kayuh Baimbai terus menginspirasi kelompok tani lainnya dengan teknologi yang telah diberikan, agar roda perekonomian di sektor pertanian dapat terus bergerak dan menjadi tumpuan hidup petani modern.
Hal itu sejalan dengan misi PLN yang berkomitmen setiap program Corporate Social Responsibility (CSR) mampu mencapai Sustainability Development Goals (SDG's) bahkan menjadi penyedia lapangan pekerjaan.