Kalsel bahas fenomena El Nino dan dampaknya bagi ekonomi

id fenomena el nino,kalsel,dampak ekonomi

Kalsel bahas fenomena El Nino dan dampaknya bagi ekonomi

Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kalsel saat melakukan pembahasan pertumbuhan ekonomi Minggu ke-3 bulan Mei 2023 termasuk mewaspadai fenomena El Nino dan dampaknya bagi ekonomi, di Banjarbaru, Senin. (ANTARA/HO-MC Kalsel)

Banjarmasin (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan melakukan pembahasan menghadapi fenomena alam pemanasan suhu muka laut atau El Nino yang bisa berdampak terhadap pertumbuhan perekonomian.


Kepala Biro Perekonomian Setdaprov Kalsel, Raudatul Jannah melalui Kepala Bagian Kebijakan, Agus Salim di Banjarbaru, Senin, menyampaikan, pembahasan terkait ini sesuai instruksi Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian.
 
"Mendagri meminta agar kita di daerah harus siap menghadapi El Nino termasuk kesediaan pangan sebagai langkah antisipasi, dikhususkan pada pangan yang bergejolak," ujarnya.
 
Menurut Agus, tim pengendalian inflasi daerah Kalsel pun bergerak cepat untuk terus melakukan berkoordinasi antar sektor sesuai instruksi Gubernur Kalsel.
 
"Kita lakukan rapat pembahasan secara rutin, termasuk perkembangan harga komoditas pada Minggu ke-3 bulan Mei ini," ujarnya.
 
Sesuai informasi Direktur Statistik Harga Badan Pusat Statistik, Windhiarso Putranto, bahwa fluktuasi harga komoditas bahan pangan tertinggi pada level kabupaten/kota sampai dengan Minggu ke-3 ini, yakni, cabai rawit berada pada posisi tertinggi.
 
Kemudian disusul cabai merah, bawang putih, bawang merah dan ikan kembung.
 
Sedangkan Indeks Perkembangan Harga (IPH) Nasional Minggu ke-3 ini, Kalsel tidak termasuk dari daftar 10 besar kabupaten/kota di Indonesia dengan kenaikan maupun penurunan IPH tertinggi.
 
Kemudian untuk indeks perkembangan harga tertinggi menurut pulau, BPS menyebutkan, Kalsel berada di Kabupaten Balangan sebagai IPH dengan 3,30 persen, komoditas andil terbesarnya, yakni, daging ayam ras, bawang merah dan bawang putih.
 
Disusul Kabupaten Hulu Sungai Utara dengan nilai IPH 2,35 persen dari komunitas andil terbesarnya, yakni, bawang merah, daging ayam ras dan tempe.