Legislator Kotim sedih terulangnya insiden truk tewaskan pengendara dalam kota
Sampit (ANTARA) - Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah Muhammad Kurniawan Anwar mengaku turut berduka, sedih dan prihatin atas terjadinya insiden tewasnya seorang pengendara akibat terlindas truk di perempatan Jalan Kapten Mulyono-MT Haryono, Rabu (24/5).
"Pertama, saya turut berduka cita atas kejadian tersebut. Jelas kami sangat sedih dengan keadaan ini. Bahkan dari beberapa sosial media yang kami pantau, masyarakat juga ramai menanggapi kejadian itu," kata Kurniawan di Sampit, Kamis.
Kurniawan menyesalkan kecelakaan maut yang melibatkan truk terus terulang. Apalagi masyarakat sudah sejak lama memprotes aktivitas truk yang masuk melintasi jalan dalam kota.
Pemerintah daerah sudah menyatakan melarang truk masuk melintasi jalan dalam Kota Sampit. Sayangnya, pengawasan dinilai masih lemah dan tidak konsisten sehingga masih banyak truk yang melintas masuk kota.
Baca juga: Sekolah di pedalaman Kotim buktikan mampu menjadi Sekolah Penggerak
Buktinya, kecelakaan antara truk dengan pengendara hingga menimbulkan korban jiwa, kembali terjadi. Insiden ini seharusnya bisa dihindari jika truk tidak lagi masuk melintasi jalan dalam kota yang kini lalu lintasnya semakin ramai.
DPRD sudah berulang kali mengingatkan jangan lagi ada truk membawa minyak kelapa sawit yang masuk dalam kota Sampit, terlebih saat jam sibuk.
Politisi PAN meminta pihak berwajib dapat memanggil pemilik truk untuk bertanggung jawab, jangan hanya sopir. Hal ini sangat disesalkan kejadian yang menimbulkan korban jiwa ini bukan yang pertama kali terjadi.
DPRD meminta Dinas Perhubungan tegas menyikapi kejadian ini. Kurniawan juga mengaku heran mengapa traffic light atau lampu lalu lintas tidak dioperasikan lagi.
"Banyak truk CPO yang ugal-ugalan dan berdalih kejar target. Akan tetapi bukan berarti asal-asalan di jalan umum. Pemilik truk saat ini juga jangan memikirkan kepentingan sendiri," demikian Kurniawan.
Baca juga: Legislator Kotim tanggapi positif kepala desa ramaikan persaingan pemilu legislatif
Baca juga: Musda Muhammadiyah dan Aisyiyah Kotim dimeriahkan jalan sehat
Baca juga: BPMP Kalteng puji realisasi program Sekolah Penggerak di Kotim
"Pertama, saya turut berduka cita atas kejadian tersebut. Jelas kami sangat sedih dengan keadaan ini. Bahkan dari beberapa sosial media yang kami pantau, masyarakat juga ramai menanggapi kejadian itu," kata Kurniawan di Sampit, Kamis.
Kurniawan menyesalkan kecelakaan maut yang melibatkan truk terus terulang. Apalagi masyarakat sudah sejak lama memprotes aktivitas truk yang masuk melintasi jalan dalam kota.
Pemerintah daerah sudah menyatakan melarang truk masuk melintasi jalan dalam Kota Sampit. Sayangnya, pengawasan dinilai masih lemah dan tidak konsisten sehingga masih banyak truk yang melintas masuk kota.
Baca juga: Sekolah di pedalaman Kotim buktikan mampu menjadi Sekolah Penggerak
Buktinya, kecelakaan antara truk dengan pengendara hingga menimbulkan korban jiwa, kembali terjadi. Insiden ini seharusnya bisa dihindari jika truk tidak lagi masuk melintasi jalan dalam kota yang kini lalu lintasnya semakin ramai.
DPRD sudah berulang kali mengingatkan jangan lagi ada truk membawa minyak kelapa sawit yang masuk dalam kota Sampit, terlebih saat jam sibuk.
Politisi PAN meminta pihak berwajib dapat memanggil pemilik truk untuk bertanggung jawab, jangan hanya sopir. Hal ini sangat disesalkan kejadian yang menimbulkan korban jiwa ini bukan yang pertama kali terjadi.
DPRD meminta Dinas Perhubungan tegas menyikapi kejadian ini. Kurniawan juga mengaku heran mengapa traffic light atau lampu lalu lintas tidak dioperasikan lagi.
"Banyak truk CPO yang ugal-ugalan dan berdalih kejar target. Akan tetapi bukan berarti asal-asalan di jalan umum. Pemilik truk saat ini juga jangan memikirkan kepentingan sendiri," demikian Kurniawan.
Baca juga: Legislator Kotim tanggapi positif kepala desa ramaikan persaingan pemilu legislatif
Baca juga: Musda Muhammadiyah dan Aisyiyah Kotim dimeriahkan jalan sehat
Baca juga: BPMP Kalteng puji realisasi program Sekolah Penggerak di Kotim