Generasi Z mesti cerdas dan berintegritas di Pemilu 2024
Palangka Raya (ANTARA) - Anggota DPD RI Agustin Teras Narang menyatakan bahwa politik integritas menjadi kunci penting dalam menciptakan pemilu yang berintegritas dan demokratis di Indonesia.
Pernyataan itu disampaikan Teras Narang usai menjadi narasumber dalam seminar nasional yang diselenggarakan Fakultas Hukum bersama Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Kristen Indonesia (UKI), melalui rilis diterima di Palangka Raya, Senin.
"Politik integritas adalah arus baru politik yang mengedepankan isu integritas sebagai kunci dalam memilih pemimpin," ucapnya.
Hal itu, lanjut Senator asal Kalimantan Tengah ini, sejalan dengan survei pemilih pemula yang dilakukan CSIS pada periode Agustus 2022. Di mana hasil survei itu menunjukkan generasi muda, khususnya generasi Z yang merupakan pemilih pemula, menempatkan kriteria jujur dan tidak korupsi sebagai pilihan utama dalam pemilihan umum.
"Sekarang ini tinggal bagaimana pemilih pemula, terkhusus generasi Z di seluruh Indonesia, menjadi pemilih cerdas dan berintegritas. Jadi, mereka bisa menjadi salah satu bagian terciptanya politik integritas di Pemilu 2024," kata Teras Narang.
Selain itu, menurut Anggota Komite II DPD RI ini, perlu juga dilakukan pendidikan politik dalam semangat kolaborasi, dan perguruan tinggi harus turut menyokong sebagai bagian dari semangat Tri Dharma Perguruan Tinggi. Hal ini tak lepas dari upaya menghadapi tantangan pemilu, baik itu kabar bohong atau hoax hingga masalah sekitar 17 juta suara tidak sah yang sangat tinggi pada pemilu 2019 lalu.
Baca juga: Renungkan kembali makna hakiki keberadaan Pancasila
Mantan Gubernur Kalteng itu mengatakan bahwa salah satu cara agar politik integritas menjadi arus utama dalam demokrasi kita dan menangkal politik identitas, maka pemilih pemula mesti kritis. Termasuk mesti konstruktif, konstitusional, dan mengarah pada upaya merawat kebersamaan.
"Jadilah pemilih pemula yang cerdas. Smart people, smart voters. Jangan golput, karena bonus demografi menunjukkan dalam dekade mendatang penduduk kita didominasi generasi muda. Jadi pilihan kita sangat menentukan siapa yang akan mengambil kebijakan atas hidup berbangsa kita 5 tahun mendatang," demikian Teras Narang.
Seminar nasional itu turut menghadirkan Prof Dr Jimly Asshiddiqie selaku Guru Besar Hukum Tata Negara UI sekaligus anggota DPD RI sebagai keynote speech, Nelson Simanjuntak MH selaku akademisi Fakultas Hukum UKI dan Ir Dohardo Pakpahan MSi yang merupakan Kepala Bagian Hubungan Antar Lembaga KPU RI.
Baca juga: Buka Diklat KMHDI, Teras Narang ingatkan pentingnya perencanaan dan pengawasan
Baca juga: Senator Kalteng minta pengamanan wilayah laut diperjelas secara hukum
Baca juga: Kemajuan Kalteng sudah terlihat, Teras Narang beri pesan di HUT ke-66
Pernyataan itu disampaikan Teras Narang usai menjadi narasumber dalam seminar nasional yang diselenggarakan Fakultas Hukum bersama Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Kristen Indonesia (UKI), melalui rilis diterima di Palangka Raya, Senin.
"Politik integritas adalah arus baru politik yang mengedepankan isu integritas sebagai kunci dalam memilih pemimpin," ucapnya.
Hal itu, lanjut Senator asal Kalimantan Tengah ini, sejalan dengan survei pemilih pemula yang dilakukan CSIS pada periode Agustus 2022. Di mana hasil survei itu menunjukkan generasi muda, khususnya generasi Z yang merupakan pemilih pemula, menempatkan kriteria jujur dan tidak korupsi sebagai pilihan utama dalam pemilihan umum.
"Sekarang ini tinggal bagaimana pemilih pemula, terkhusus generasi Z di seluruh Indonesia, menjadi pemilih cerdas dan berintegritas. Jadi, mereka bisa menjadi salah satu bagian terciptanya politik integritas di Pemilu 2024," kata Teras Narang.
Selain itu, menurut Anggota Komite II DPD RI ini, perlu juga dilakukan pendidikan politik dalam semangat kolaborasi, dan perguruan tinggi harus turut menyokong sebagai bagian dari semangat Tri Dharma Perguruan Tinggi. Hal ini tak lepas dari upaya menghadapi tantangan pemilu, baik itu kabar bohong atau hoax hingga masalah sekitar 17 juta suara tidak sah yang sangat tinggi pada pemilu 2019 lalu.
Baca juga: Renungkan kembali makna hakiki keberadaan Pancasila
Mantan Gubernur Kalteng itu mengatakan bahwa salah satu cara agar politik integritas menjadi arus utama dalam demokrasi kita dan menangkal politik identitas, maka pemilih pemula mesti kritis. Termasuk mesti konstruktif, konstitusional, dan mengarah pada upaya merawat kebersamaan.
"Jadilah pemilih pemula yang cerdas. Smart people, smart voters. Jangan golput, karena bonus demografi menunjukkan dalam dekade mendatang penduduk kita didominasi generasi muda. Jadi pilihan kita sangat menentukan siapa yang akan mengambil kebijakan atas hidup berbangsa kita 5 tahun mendatang," demikian Teras Narang.
Seminar nasional itu turut menghadirkan Prof Dr Jimly Asshiddiqie selaku Guru Besar Hukum Tata Negara UI sekaligus anggota DPD RI sebagai keynote speech, Nelson Simanjuntak MH selaku akademisi Fakultas Hukum UKI dan Ir Dohardo Pakpahan MSi yang merupakan Kepala Bagian Hubungan Antar Lembaga KPU RI.
Baca juga: Buka Diklat KMHDI, Teras Narang ingatkan pentingnya perencanaan dan pengawasan
Baca juga: Senator Kalteng minta pengamanan wilayah laut diperjelas secara hukum
Baca juga: Kemajuan Kalteng sudah terlihat, Teras Narang beri pesan di HUT ke-66