Jakarta (ANTARA) - Kedutaan Besar RI di Kairo memberikan pendampingan hukum kepada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban tindak kekerasan oleh sejumlah pelajar/mahasiswa Indonesia di Mesir.
Berdasarkan keterangan KBRI Kairo yang diterima di Jakarta, Sabtu (22/7), tindakan kekerasan fisik dan verbal itu terjadi seusai turnamen futsal Cordoba Cup di daerah Gamaleya, Kairo, Mesir.
Aksi tersebut melibatkan sejumlah pelajar/mahasiswa Indonesia dari dua ikatan kekeluargaan, yaitu Kelompok Studi Walisongo asal Jawa Tengah dan Yogyakarta dan Kerukunan Keluarga Sulawesi (KKS).
“KBRI Kairo telah berusaha mencari jalan keluar melalui cara-cara musyawarah sekaligus menempuh penyelesaian melalui proses hukum,” demikian pernyataan KBRI.
Namun, korban memutuskan untuk menempuh jalur hukum menyusul adanya laporan korban kekerasan lainnya yang sebelumnya dialami oleh kawannya dengan pelaku dari ikatan kekeluargaan yang sama.
Korban meyakini bahwa jalur hukum dapat memberikan efek jera kepada pelaku sekaligus memutus mata rantai kekerasan pelajar dan mahasiswa Indonesia di Mesir.
KBRI telah mendampingi korban untuk melaporkan kasus mereka ke pihak kepolisian Mesir pada Jumat, 14 Juli.
Pihak kepolisian menyampaikan siap memproses laporan korban dan memberikan pandangan bahwa akan terdapat mekanisme dan prosedur yang harus ditempuh oleh pelapor maupun terlapor dalam proses penyelidikan dan penyidikan.
Dalam upaya melanjutkan proses hukum dan menjamin kepastian perlindungan kepada korban, KBRI Kairo juga telah berkoordinasi dengan Badan Keamanan Nasional (NS) Mesir sebagai pemangku kewenangan dalam menangani masalah hukum warga negara asing.
Langkah itu juga dilakukan untuk membahas upaya pengamanan dan pencegahan aksi kekerasan lanjutan.
KBRI Kairo menyerukan kepada semua pihak untuk tetap menjaga kondisi yang kondusif, khususnya bagi pelajar dan mahasiswa Indonesia yang saat ini jumlahnya mencapai lebih dari 13.000 orang, dengan 5.500 orang di antaranya tiba di Mesir sejak tahun ajaran 2020/2021. Sebelumnya, Ikatan Keluarga Alumni Nahdlatul Ulama (IKANU) mengatakan bahwa salah satu kader Pengurus Cabang Istimewa NU (PCINU) menjadi korban pengeroyokan oleh pelajar Indonesia di Mesir.
Sekretaris Jenderal IKANU Anis Masduqi menyebut bahwa pengeroyokan itu diduga terjadi pada 12 Juli.
Adapun korbannya adalah seorang mahasiswa asal Kudus, Jawa Tengah yang diserang oleh sejumlah mahasiswa Indonesia asal Sulawesi yang tergabung dalam ikatan KKS, yang sedang menjalani studi di Universitas Al-Azhar.
Berita Terkait
GOW Kobar kampanyekan stop kekerasan terhadap perempuan dan anak
Minggu, 8 Desember 2024 16:58 Wib
DPRD Gumas tekankan pentingnya peran semua pihak cegah kekerasan seksual pada anak
Sabtu, 30 November 2024 13:23 Wib
Legislator Kota sesalkan KDRT masih terjadi di Palangka Raya
Jumat, 15 November 2024 15:12 Wib
Orang tua peserta didik berperan cegah kekerasan di sekolah
Senin, 4 November 2024 11:48 Wib
Jangan takut, perempuan korban kekerasan seksual harus berani lapor
Jumat, 1 November 2024 21:43 Wib
Kuasa hukum sebut proses hukum kekerasan seksual mantan rektor UNUGO dinilai lambat
Selasa, 29 Oktober 2024 16:01 Wib
Hari Tanpa Kekerasan Internasional, DPRD Murung Raya serukan perdamaian
Rabu, 2 Oktober 2024 16:03 Wib
Cegah kekerasan di sekolah, Disdik Kotim bimtek peningkatan kapasitas TPPK
Selasa, 1 Oktober 2024 17:30 Wib