Ganjar sebut Gen Z jadikan ekonomi Indonesia terbesar ke-4 dunia
Jakarta (ANTARA) - Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo menilai generasi Z (gen Z) memiliki kontribusi penting untuk menjadikan Indonesia sebagai negara dengan ekonomi terbesar ke-4 di dunia pada 2050.
"Ini akan menjadi generasi inovasi yang brilian, generasi inovasi yang memajukan negara, generasi yang membuat Indonesia setara dengan negara-negara maju di dunia," katanya dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Senin.
Hal itu dikatakan Ganjar dalam acara pengenalan kehidupan kampus mahasiswa baru Universitas Pancasila (UP) Tahun Ajaran 2023/2024 di Gedung Serba Guna UP, Jakarta.
"Merekalah anak-anak muda yang saya sebut generasi inovasi, inilah yang akan merespons persoalan dan perubahan," ujarnya.
Di hadapan 2.100 mahasiswa baru UP, Ganjar memaparkan data Dana Moneter Internasional (IMF) menyebutkan posisi perekonomian Indonesia tahun 2016 berada di peringkat ke-8 dengan total produk domestik bruto (PDB) per kapita sebesar 3.605 dolar AS.
Sementara, data PricewaterhouseCooper (PWC) menyebutkan Indonesia diproyeksikan berada di posisi ke-7 sebagai negara dengan perekonomian terbesar dunia, lewat perkiraan pendapatan per kapita sebesar 10.000 dolar AS. Lalu di tahun 2050 mendatang, ekonomi Indonesia diperkirakan menempati posisi empat besar.
Kata Ganjar, kondisi perekonomian Indonesia pun akan lebih unggul dari Brasil, Rusia, Meksiko, hingga Jepang dengan perkiraan pendapatan per kapita sebesar 23.000 dolar AS.
Dia menekankan pentingnya kontribusi gen Z, agar Indonesia menjadi negara maju di tahun 2050 mendatang, dengan berbagai inovasi dan kolaborasi kreatif, yang bisa terus dilakukan lewat berbagai dukungan pemerintah.
Ganjar juga menyoroti pentingnya peran dunia pendidikan, sebagai garda terdepan gen Z menuju kemajuan Indonesia di tahun 2050. Melalui pemberian knowlage basic dan kompetensi bidang dengan kurikulum adaptif.
Selain itu, gen Z mesti disediakan ruang kreatif untuk bisa menjawab semua keilmuan, yang didapatkan dari pelajaran dan pendidikan di perguruan tinggi.
"Kalaulah Pak Jokowi hari ini sudah membereskan infrastruktur, wabil khusus fisik umpama jalan, terus kemudian transportasi dengan berbagai matra, maka berikutnya dengan bonus demografi ini tidak ada pilihan lain," katanya.
"Ini akan menjadi generasi inovasi yang brilian, generasi inovasi yang memajukan negara, generasi yang membuat Indonesia setara dengan negara-negara maju di dunia," katanya dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Senin.
Hal itu dikatakan Ganjar dalam acara pengenalan kehidupan kampus mahasiswa baru Universitas Pancasila (UP) Tahun Ajaran 2023/2024 di Gedung Serba Guna UP, Jakarta.
"Merekalah anak-anak muda yang saya sebut generasi inovasi, inilah yang akan merespons persoalan dan perubahan," ujarnya.
Di hadapan 2.100 mahasiswa baru UP, Ganjar memaparkan data Dana Moneter Internasional (IMF) menyebutkan posisi perekonomian Indonesia tahun 2016 berada di peringkat ke-8 dengan total produk domestik bruto (PDB) per kapita sebesar 3.605 dolar AS.
Sementara, data PricewaterhouseCooper (PWC) menyebutkan Indonesia diproyeksikan berada di posisi ke-7 sebagai negara dengan perekonomian terbesar dunia, lewat perkiraan pendapatan per kapita sebesar 10.000 dolar AS. Lalu di tahun 2050 mendatang, ekonomi Indonesia diperkirakan menempati posisi empat besar.
Kata Ganjar, kondisi perekonomian Indonesia pun akan lebih unggul dari Brasil, Rusia, Meksiko, hingga Jepang dengan perkiraan pendapatan per kapita sebesar 23.000 dolar AS.
Dia menekankan pentingnya kontribusi gen Z, agar Indonesia menjadi negara maju di tahun 2050 mendatang, dengan berbagai inovasi dan kolaborasi kreatif, yang bisa terus dilakukan lewat berbagai dukungan pemerintah.
Ganjar juga menyoroti pentingnya peran dunia pendidikan, sebagai garda terdepan gen Z menuju kemajuan Indonesia di tahun 2050. Melalui pemberian knowlage basic dan kompetensi bidang dengan kurikulum adaptif.
Selain itu, gen Z mesti disediakan ruang kreatif untuk bisa menjawab semua keilmuan, yang didapatkan dari pelajaran dan pendidikan di perguruan tinggi.
"Kalaulah Pak Jokowi hari ini sudah membereskan infrastruktur, wabil khusus fisik umpama jalan, terus kemudian transportasi dengan berbagai matra, maka berikutnya dengan bonus demografi ini tidak ada pilihan lain," katanya.