Perusahaan di Kotim didorong bantu usaha produktif masyarakat desa
Samin (ANTARA) - Bupati Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah Halikinnor meminta perusahaan besar di daerah ini meningkatkan bantuan dalam mendukung usaha produktif masyarakat desa karena berkaitan langsung dengan kesejahteraan.
"Untuk perusahaan sawit saja, di Kotawaringin Timur ini ada 58 perusahaan, terbesar di Indonesia. Kalau semua membantu, maka dampaknya sangat besar bagi masyarakat desa," kata Halikinnor di Sampit, Rabu.
Menurutnya, peran sektor swasta tidak hanya pada upaya peningkatan infrastruktur desa. Bantuan untuk usaha produktif juga diperlukan karena sangat strategis dalam membantu mengangkat kesejahteraan masyarakat.
Bantuan itu bisa diwujudkan melalui program CSR (corporate social responsibility) atau tanggung jawab sosial masing-masing perusahaan. Jika direalisasikan dengan baik maka akan membawa dampak signifikan bagi masyarakat.
Seperti saat menghadiri panen telur di peternakan milik Kelompok Petani Ayam Petelur Jemaras Sejahtera di Desa Jemaras Kecamatan Cempaga, Selasa (31/10). Dia memuji bantuan sebuah perusahaan perkebunan kelapa sawit dalam usaha ayam petelur tersebut.
Halikinnor menyebut, usaha produktif yang didukung perusahaan tersebut bisa menjadi percontohan. Dia berharap semakin banyak perusahaan yang peduli membantu sehingga perekonomian masyarakat desa semakin meningkat.
Dia mendorong perusahaan meningkatkan nilai bantuan sehingga usaha produktif tersebut bisa terus berkembang. Dia yakin bantuan itu bisa dengan mudah dilakukan oleh perusahaan, apalagi terkait kewajiban menjalankan CSR.
Perusahaan juga diminta menyerap hasil usaha produktif seperti ayam, telur dan hasil pertanian tanaman pangan. Potensinya sangat besar karena permintaan untuk memenuhi kebutuhan di daerah ini masih sangat besar.
Baca juga: Persiapan Muscablub, Organda Kotim terima anggota baru
"Saya juga berpesan agar pengelolaan usaha produktif ini dilakukan secara profesional agar sukses. Jika dikelola dengan manajemen keluarga maka rawan gagal dan itu sudah banyak terjadi. Makanya saya minta kepala desa mengawasi ini dengan baik," harap Halikinnor.
Kepala Desa Jemaras, Moju Betti Suheru mengatakan, usaha produktif tersebut diusulkan pada awal tahun melalui camat diteruskan kepada bupati. Usulan usaha ekonomi produktif itu untuk kesejahteraan masyarakat Desa Jemaras dengan usulan berupa ayam petelur yang kemudian disetujui.
Pihaknya sebelumnya mengusulkan bantuan Rp2 miliar untuk 10 kandang, namun disetujui satu kandang. Bantuan itu dijalankan dan kini mulai memberikan hasil.
"Satu kandang diisi 1.007 ekor dengan jumlah anggota kelompok tani sebanyak 25 orang. Nanti saat pengembangan, kami akan usulkan lagi agar bisa menambah lagi. Jadi kalau tiga sampai lima kandang maka bisa sejahtera masyarakat Jemaras. Kalau satu kandang ini mungkin baru cukup gaji untuk yang menjaga," ujar Heru.
Dia meyakinkan bahwa usaha produktif ini dikelola secara profesional karena dulu pernah mengalami kegagalan di bidang perikanan. Kegagalan tersebut menjadi pengalaman berharga sebagai pelajaran agar bisa lebih baik.
"Makanya kami ubah bahwa dikelola secara profesional, tapi tetap ditangani oleh kelompok. Keuntungannya pada akhir tahun akan dibagikan kepada masyarakat, di samping untuk kas desa sebagian," demikian Heru.
Baca juga: Memprihatinkan, penderita HIV/AIDS di Kotim didominasi usia produktif
Baca juga: Bupati Kotim janji upayakan kantor untuk Bawaslu
Baca juga: Pemuda Kotim diajak teladani semangat dan mental pejuang
"Untuk perusahaan sawit saja, di Kotawaringin Timur ini ada 58 perusahaan, terbesar di Indonesia. Kalau semua membantu, maka dampaknya sangat besar bagi masyarakat desa," kata Halikinnor di Sampit, Rabu.
Menurutnya, peran sektor swasta tidak hanya pada upaya peningkatan infrastruktur desa. Bantuan untuk usaha produktif juga diperlukan karena sangat strategis dalam membantu mengangkat kesejahteraan masyarakat.
Bantuan itu bisa diwujudkan melalui program CSR (corporate social responsibility) atau tanggung jawab sosial masing-masing perusahaan. Jika direalisasikan dengan baik maka akan membawa dampak signifikan bagi masyarakat.
Seperti saat menghadiri panen telur di peternakan milik Kelompok Petani Ayam Petelur Jemaras Sejahtera di Desa Jemaras Kecamatan Cempaga, Selasa (31/10). Dia memuji bantuan sebuah perusahaan perkebunan kelapa sawit dalam usaha ayam petelur tersebut.
Halikinnor menyebut, usaha produktif yang didukung perusahaan tersebut bisa menjadi percontohan. Dia berharap semakin banyak perusahaan yang peduli membantu sehingga perekonomian masyarakat desa semakin meningkat.
Dia mendorong perusahaan meningkatkan nilai bantuan sehingga usaha produktif tersebut bisa terus berkembang. Dia yakin bantuan itu bisa dengan mudah dilakukan oleh perusahaan, apalagi terkait kewajiban menjalankan CSR.
Perusahaan juga diminta menyerap hasil usaha produktif seperti ayam, telur dan hasil pertanian tanaman pangan. Potensinya sangat besar karena permintaan untuk memenuhi kebutuhan di daerah ini masih sangat besar.
Baca juga: Persiapan Muscablub, Organda Kotim terima anggota baru
"Saya juga berpesan agar pengelolaan usaha produktif ini dilakukan secara profesional agar sukses. Jika dikelola dengan manajemen keluarga maka rawan gagal dan itu sudah banyak terjadi. Makanya saya minta kepala desa mengawasi ini dengan baik," harap Halikinnor.
Kepala Desa Jemaras, Moju Betti Suheru mengatakan, usaha produktif tersebut diusulkan pada awal tahun melalui camat diteruskan kepada bupati. Usulan usaha ekonomi produktif itu untuk kesejahteraan masyarakat Desa Jemaras dengan usulan berupa ayam petelur yang kemudian disetujui.
Pihaknya sebelumnya mengusulkan bantuan Rp2 miliar untuk 10 kandang, namun disetujui satu kandang. Bantuan itu dijalankan dan kini mulai memberikan hasil.
"Satu kandang diisi 1.007 ekor dengan jumlah anggota kelompok tani sebanyak 25 orang. Nanti saat pengembangan, kami akan usulkan lagi agar bisa menambah lagi. Jadi kalau tiga sampai lima kandang maka bisa sejahtera masyarakat Jemaras. Kalau satu kandang ini mungkin baru cukup gaji untuk yang menjaga," ujar Heru.
Dia meyakinkan bahwa usaha produktif ini dikelola secara profesional karena dulu pernah mengalami kegagalan di bidang perikanan. Kegagalan tersebut menjadi pengalaman berharga sebagai pelajaran agar bisa lebih baik.
"Makanya kami ubah bahwa dikelola secara profesional, tapi tetap ditangani oleh kelompok. Keuntungannya pada akhir tahun akan dibagikan kepada masyarakat, di samping untuk kas desa sebagian," demikian Heru.
Baca juga: Memprihatinkan, penderita HIV/AIDS di Kotim didominasi usia produktif
Baca juga: Bupati Kotim janji upayakan kantor untuk Bawaslu
Baca juga: Pemuda Kotim diajak teladani semangat dan mental pejuang