Sampit (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Pos Jaga Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, menelusuri video kemunculan buaya besar yang diperkirakan berukuran sekitar tiga meter yang diduga berlokasi di Kelurahan Samuda Kota, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan.
“Kalau dari video yang beredar di media sosial dituliskan lokasinya di Samuda, Mentaya Hilir Selatan, tapi kami belum bisa memastikan karena saat kami coba menghubungi perekam video tidak direspons,” kata Komandan BKSDA Pos Jaga Sampit, Muriansyah di Sampit, Selasa.
Diketahui, baru-baru ini beredar di media sosial video berdurasi 17 detik menunjukkan seekor buaya berukuran cukup besar berada di samping rumah warga.
Video tersebut direkam pada malam hari dengan bantuan cahaya senter. Dalam video itu buaya tersebut tampak tak bergerak sedikit pun. Terdengar pula suara wanita yang merekam video tersebut sedang membicarakan ukuran satwa tersebut.
Setelah melihat video tersebut, menurut Muriansyah, buaya itu dierkirakan merupakan jenis buaya muara dengan ukuran sekitar tiga meter. Dengan ukuran yang cukup besar itu, kuat dugaan buaya tersebut tinggal di Sungai Mentaya, bukan anak sungai seperti beberapa laporan lainnya.
Muriansyah juga memastikan video tersebut bukan video lama yang diunggah kembali, karena setiap video kemunculan buaya di wilayah Kotim akan masuk ke pihaknya.
Ia menyampaikan, kemunculan buaya di wilayah Kecamatan Mentaya Hilir Selatan sebenarnya bukan hal baru bagi warga setempat. Hal ini pun bisa diketahui dari nada bicara si perekam video yang alih-alih kaget dengan kemunculan buaya, malah membicarakan ukuran satwa tersebut.
Kendati demikian, pihaknya akan tetap menelusuri penyebab kemunculan buaya tersebut. Apalagi kali ini buaya tersebut berada tepat di samping rumah warga.
Baca juga: Bawaslu Kotim beri batas waktu pembersihan APS sebelum 14 November
“Kalau sampai muncul di samping rumah itu pasti ada penyebabnya, entah apa yang mengundang buaya itu datang. Tapi, kalau diperhatikan lagi memang lokasi rumah itu berada di tepi sungai,” ucapnya.
Ia berencana untuk mendatangi langsung lokasi kemunculan buaya tersebut untuk mengumpulkan keterangan dari warga. Meskipun, upaya penelusuran ini terkendala lantaran warga yang bersangkutan tidak merespons saat dihubungi.
Sehubungan dengan kemunculan buaya ini, Muriansyah kembali mengimbau masyarakat agar berhati-hati dan waspada ketika beraktivitas di sungai, khususnya pada kondisi gelap.
Terlebih saat ini bertepatan dengan musim kawin dan bertelur buaya, sehingga biasanya satwa tersebut akan lebih sering muncul ke permukaan dan perilakunya cenderung lebih agresif.
Masyarakat juga diimbau untuk menghindari tindakan yang dapat mengundang kedatangan buaya, seperti memelihara ternak di atas atau tepi sungai, membuang bangkai binatang dan sampah rumah tangga ke sungai.
Sementara itu, Camat Mentaya Hilir Selatan Syahrial saat dikonfirmasi mengaku belum menerima laporan apapun terkait kemunculan buaya di wilayahnya baru-baru ini. Namun, menurutnya kemunculan buaya memang sudah sering dan menjadi hal biasa bagi warga setempat.
“Kemunculan buaya bukan hal baru bagi warga kami, jadi mungkin karena itu mereka tidak heboh. Sampai sekarang saya belum menerima laporan kemunculan buaya,” ujarnya.
Kendati demikian, Syahrial mengaku pihaknya melalui kepala desa maupun lurah telah sering memberikan imbauan bagi warga untuk selalu waspada ketika beraktivitas di sungai dan sekitarnya. Terlebih saat air pasang, karena buaya bisa naik hingga ke daratan permukiman warga.
Baca juga: Bupati sebut Kotim penyumbang PDRB terbesar di Kalteng
Baca juga: Kemensos utus tim dampingi kasus penelantaran anak di Kotim
Baca juga: Lima guru dan kepsek di Kotim raih penghargaan GTK se-Kalteng