Pertamina aktifkan Posko Satgas Natal-Tahun Baru, konsumsi BBM Kalteng diperkirakan meningkat

id pertamina, pertamina kalteng, patra niaga regional kalimantan, satgas nataru pertamina kalimantan, pasokan bbm kalteng, konsumsi bbm kalteng, nataru

Pertamina aktifkan Posko Satgas Natal-Tahun Baru, konsumsi BBM Kalteng diperkirakan meningkat

Foto Arsip - Aktivitas kerja di lingkungan Pertamina. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya/Spt.

Palangka Raya (ANTARA) -
PT Pertamina Patra Niaga di regional Kalimantan mengaktifkan Posko Satuan Tugas Natal dan Tahun Baru (Satgas Nataru) yang berlangsung mulai 15 Desember 2023 hingga 7 Januari 2024.
 
"Langkah ini dalam rangka memastikan ketersediaan stok dan penyaluran bahan bakar minyak (BBM) serta elpiji menjelang Hari Raya Natal 2023 dan Tahun Baru 2024," kata Area Manager Communication, Relations & CSR Patra Niaga Kalimantan, Arya Yusa Dwicandra dalam keterangan yang diterima di Palangka Raya, Sabtu.
 
Diperkirakan pada Nataru tahun ini terjadi peningkatan konsumsi BBM jenis gasoline, seperti Pertamax Turbo, Pertamax dan Pertalite hingga 3,9 persen.
 
Kemudian BBM jenis gasoil seperti Dex Series dan Biosolar sebanyak 1,1 persen, elpiji sebesar 4,6 persen dan Avtur sebesar 0,9 persen dari rata-rata normal harian untuk wilayah Kalimantan.
 
Sedangkan khusus untuk wilayah Kalimantan Tengah, estimasi kenaikan BBM jenis gasoline mencapai 2,4 persen, BBM jenis gasoil sebesar 0,7 persen, kenaikan konsumsi LPG 4,1 persen dan Avtur mengalami penurunan sebesar 16 persen dari rata-rata normal harian. 
 
"Pada tahun ini, Patra Niaga di Kalimantan memproyeksikan terjadi peningkatan permintaan BBM dan elpiji sepanjang Satgas Nataru 2023-2024 di wilayah Kalimantan," jelasnya.
 
Peningkatan diperkirakan sebesar 3,9 persen untuk BBM jenis gasoline dari 7.834 kiloliter (KL) per hari di saat normal, menjadi 8.143 KL saat Nataru.

Baca juga: Gerakan Pangan Murah Pemprov Kalteng semarakkan Peringatan Hari Ibu
 
BBM jenis gasoil sebanyak 1,1 persen dari 3.244 KL per hari di saat normal menjadi 3.281 KL, elpiji sebesar 4,6 persen dari 1.725 MT per hari di saat normal menjadi 1.804 MT, sedangkan Avtur yang mengalami peningkatan sebesar 0,9 persen dari 528 KL per hari di saat normal menjadi 534 KL.
 
Sementara untuk Kalimantan Tengah, estimasi peningkatan BBM jenis gasoline mencapai 2,4 persen tersebut yakni dari 1.429 KL menjadi 1.463 KL, BBM jenis gasoil sebesar 0,7 persen dari 377 KL menjadi 380 KL.
 
Kemudian kenaikan konsumsi elpiji sebesar 4,1 persen dari 269 MT menjadi 280 MT dan untuk Avtur mengalami punurunan sebesar 16 persen dari 56 KL menjadi 47 KL dari rata-rata harian normal.
 
"Khusus di beberapa wilayah jalur potensial seperti jalur toll, jalur wisata, jalur logistik, Pertamina juga menyiagakan SPBU di jalur padat kendaraan dan wisata sebanyak 85 SPBU," tuturnya.

Baca juga: Gubernur Kalteng berharap Natal bawa kedamaian dan kebahagiaan
 
Semua itu tersebar yakni di Kalimantan Timur sebanyak 22 SPBU, Kalimantan Barat 15 SPBU, Kalimantan Tengah 12 SPBU, Kalimantan Utara 5 SPBU dan Kalimantan Selatan 31 SPBU. 
 
Seluruh SPBU siaga ini beroperasi selama 24 jam dan telah dilakukan build up stok sejak H-7, serta Pertamina juga menyiagakan sebanyak 199 agen elpiji di seluruh wilayah Kalimantan. 
 
Sementara itu, untuk kuota dan stok BBM, elpiji serta Avtur di seluruh Kalimantan dalam keadaan aman dan Patra Niaga terus mengoptimalkan penyediaan stok tersebut. Terkait ketahanan stok rata-rata antara 9-11 hari akumulatif. 
 
"Kami berharap masyarakat tidak perlu panik kondisi stok BBM serta elpiji. Di beberapa daerah di Kalimantan memang kerap terjadi keterlambatan pasokan bukan karena masalah kuota tapi lebih ke arah teknis. Contoh dari kendala teknis adalah distribusi saat di laut karena cuaca kurang baik, sehingga butuh waktu tambahan untuk sandar atau distribusi darat yaitu mobil tangki yang menempuh jarak cukup jauh dengan kondisi jalan yang beragam," jelas Arya.
 
Pihaknya menyampaikan dukungan dari instansi dan aparat pemerintah diperlukan untuk memperlancar distribusi BBM. Pertamina berkoordinasi dengan pihak kepolisian terkait langkah pengamanan terhadap pelaksanaan pendistribusian BBM terutama pada titik yang dapat mengakibatkan kemacetan.
 
Tidak hanya kepolisian, koordinasi juga dilakukan DLLJAR dan Badan Geologi untuk antisipasi kendala daerah rawan macet dan longsor, perbaikan jalan, area keluar/masuk lokasi Fuel Terminal, serta Bank persepsi untuk memperlancar proses keuangan khusunya di saat hari libur.
 
“Dalam pelaksanaan satgas nataru selain berkoordinasi secara internal baik Tim Holding maupun Subholding, Pertamina selalu berkoordinasi dengan instansi terkait meliputi Kementerian ESDM, Kementrian Perhubungan, BPH Migas, Kepolisian, Jasa Marga, TNI dan PT Telkom Indonesia,” ujar Arya.

Baca juga: Cendekiawan Bakumpai diharap terus berpacu dan berkontribusi dalam pembangunan Kalteng

Baca juga: Wagub sebut pembangunan makodam melengkapi Kalimantan Tengah

Baca juga: Kalimantan Tengah raih Predikat Informatif Anugerah Keterbukaan Informasi Publik