Jakarta (ANTARA) - Kepala Center of Digital Economy and Small and Micro Enterprises (SMEs) INDEF Eisha Maghfiruha menyatakan bahwa kurs rupiah yang tinggi akibat konflik geopolitik yang terjadi kini dapat meningkatkan beban pelaku UMKM dan ibu rumah tangga.
“Kurs rupiah terhadap dolar yang meningkat pasti memberikan dampak terhadap biaya pengeluaran yang lebih besar,” ucap Eisha Maghfiruha dalam diskusi daring yang bertajuk “Kebijakan dan Nasib Ekonomi di Tengah Ketegangan Perang Global” diikuti dari Jakarta, Sabtu.
Ia menuturkan bahwa depresiasi rupiah yang terjadi saat ini akibat konflik Iran-Israel memberikan dampak terhadap bertambahnya biaya produksi, sehingga ikut meningkatkan harga produk.
Terkait hal tersebut, maka ia menilai kurs yang tinggi dapat membuat pengeluaran para ibu rumah tangga membengkak akibat naiknya harga bahan pokok yang banyak didapatkan secara impor, misalnya beras dan kacang kedelai.
Selain ibu rumah tangga sebagai konsumen, Eisha menyampaikan bahwa nilai tukar rupiah yang naik juga memberatkan bagi para pelaku UMKM sebagai produsen, terutama yang menggunakan bahan baku dari luar negeri.
“Kenaikan harga input itu memberikan dampak terhadap biaya produksi,” ujarnya.
Walaupun secara historis saat krisis moneter Asia pada akhir dekade 90-an UMKM merupakan sektor usaha yang mampu bertahan dan menopang perekonomian nasional, ia menyatakan bahwa kini situasinya berbeda.
Menurutnya, dahulu UMKM lebih banyak menggunakan sumber daya lokal, namun kini transaksi dagang semakin terbuka sehingga banyak UMKM yang menggunakan bahan baku impor atau bahkan menjadi reseller produk-produk dari luar negeri.
“Kalau memang (produsen) tidak bisa menahan beban produksi, ya mau tidak mau harus dibebankan kepada harga produk yang lebih tinggi,” kata Eisha.
Konflik terbaru antara Iran dan Israel dipicu oleh serangan terhadap Konsulat Iran di Damaskus, Suriah pada 1 April lalu.
Iran kemudian melancarkan serangan balasan dengan menembakkan ratusan rudal balistik dan pesawat tanpa awak (drone) ke Israel pada 13 April.
Pada Jumat (19/4) dini hari waktu setempat, Israel meluncurkan rudal yang diduga menyasar pangkalan udara dekat Kota Isfahan, Iran.
Pada penutupan perdagangan Jumat (19/4) sore, kurs rupiah ditutup meningkat 81 poin atau 0,50 persen menjadi Rp16.260 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.179 per dolar AS.
Berita Terkait
Airlangga bertemu Sekjen PBB bahas geopolitik hingga KTT G20
Jumat, 28 Oktober 2022 14:01 Wib
Prancis mitra strategis RI dalam geopolitik, kata Menhan Prabowo
Senin, 11 Juli 2022 20:28 Wib
Raih gelar doktor, Hasto Kristiyanto menagis terharu
Senin, 6 Juni 2022 22:12 Wib
MotoGP Finlandia diundur ke 2023 karena situasi geopolitik
Rabu, 25 Mei 2022 23:44 Wib
Kuliah Umum Megawati penting untuk pahami geopolitik Soekarno
Selasa, 5 April 2022 20:29 Wib
Opini - Geopolitik dan 'Perang Dunia Terselubung' di Suriah
Rabu, 21 September 2016 11:59 Wib