Pemkot diminta usut tingginya harga daging ayam di Palangka Raya

id Harga daging ayam ras, Ketua Komisi B DPRD Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Nenie Adriati Lambung, DPRD Kota Palangka Raya, DPRD, Kota Palangka

Pemkot diminta usut tingginya harga daging ayam di Palangka Raya

Ketua Komisi B DPRD Kota Palangka Raya Nenie Adriati Lambung. ANTARA/Rajib Rizali.

Palangka Raya (ANTARA) - Ketua Komisi B DPRD Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Nenie Adriati Lambung mengingatkan sekaligus meminta kepada pemerintah di daerah ini, agar dapat mengusut tuntas penyebab tingginya harga daging ayam.

Informasi sekarang harga daging ayam ras di daerah ini telah mencapai Rp48 ribu per kilogram, kata Nenie di Palangka Raya, Selasa.

"Sementara beberapa hari yang lalu, harga daging ayam ras masih berada di harga Rp41 ribu per kilogram," ucapnya.

Tingginya harga ayam tersebut membuat sejumlah masyarakat mengeluh. Sebab, ayam ras merupakan salah satu komoditas yang kerap menjadi konsumsi masyarakat tiap harinya.

"Hampir setiap hari kita makan ayam ras, tingginya harga ayam ras ini tentu menyulitkan masyarakat," ujarnya.

Srikandi partai PDI Perjuangan ini melanjutkan, padahal harga ayam yang ada di kandang peternak hanya berada pada Rp 22 ribu per kilogram.

Seperti salah seorang peternak ayam broiler di Jalan Kerandang, Kelurahan Tanjung Pinang, Kecamatan Pahandut, Kota Palangka Raya, Hendri yang baru-baru ini melakukan panen ayam nya.

"Jadi ada keanehan ketika di kandang itu Rp 22 ribu, tetapi setelah sampai di pasar atau warung sayur sudah mencapai Rp 48 ribu," ujarnya.

Baca juga: Ketua DPRD Palangka Raya ajak masyarakat jaga daerah tetap kondusif saat Pilkada 2024

Untuk itulah, dirinya meminta Pemerintah Kota Palangka Raya agar dapat mengusut perbedaan harga yang cukup signifikan antara harga di kandang dan harga di pedagang yang ada di pasar dan warung sayur. Hal tersebut dilakukan, agar seluruh masyarakat dan pedagang di Kota Palangka Raya dapat menikmati daging ayam ras dengan harga yang terjangkau.

"Apalagi mereka pedagang makanan, seperti sate, ayam tepung krispi dan sebagainya. Kalau harga ayam sudah mahal, bagaimana mereka mencari untung saat berdagang," demikian Nenie.

Baca juga: BPBD Palangka Raya akomodir relawan damkar untuk antisipasi karhutla

Baca juga: Disperindag Palangka Raya permudah pembayaran retribusi aset milik pemkot

Baca juga: Pemerintah diminta pastikan setiap anak di Palangka Raya mendapatkan pendidikan

Baca juga: DPKP Palangka Raya: 90 persen kebakaran bangunan terjadi akibat kelalaian