'Harubuh Manugal' pacu pemajuan kebudayaan daerah Gunung Mas

id harubuh manugal gunung mas, pemkab gumas, berladang, pertanian, padi, pj bupati herson b aden, kuala kurun

'Harubuh Manugal' pacu pemajuan kebudayaan daerah Gunung Mas

Warga melakukan harubuh manugal di Kelurahan Tewah, Kecamatan Tewah, Kabupaten Gunung Mas, Senin (7/10/2024). (ANTARA/HO-PWI Gumas)

Kuala Kurun (ANTARA) - Penjabat Bupati Gunung Mas, Kalimantan Tengah Herson B Aden menyambut baik dan mendukung penuh pelaksanaan ‘harubuh manugal’, yang pada tahun 2024 ini dilakukan di Kelurahan Tewah, Kecamatan Tewah.

“Dalam pandangan saya, kegiatan harubuh manugal sangat positif memacu pemajuan kebudayaan daerah,” ucap Herson dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Pelaksana tugas (Plt) Asisten Perekonomian dan Pembangunan Champili di Tewah, Senin.

Harubuh manugal merupakan salah satu agenda yang dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Gunung Mas dalam melestarikan budaya Dayak bercocok tanam atau berladang tradisional, dan mengangkat kearifan lokal agar selalu lestari serta menjadi pengingat dan pengetahuan bagi generasi di masa mendatang.

Untuk diketahui, harubuh manugal adalah penanaman padi yang dilakukan secara bergotong royong. Tradisi ini populer dilakukan sekitar 1960 hingga 1990-an. Saat itu suku Dayak hanya mengenal sistem ladang berpindah yang diolah secara tradisional.

Harubuh manugal biasanya dilakukan oleh dua orang kepala keluarga dari kampung berbeda. Ciri khas dari tradisi ini adalah bergotong royong atau saling membantu, namun dibalas pada tahun berikutnya oleh kepala keluarga yang mengadakan harubuh manugal pada tahun sebelumnya kepada orang yang membantu.

Baca juga: Pemkab Gunung Mas terus optimalkan penggunaan website MMC

Harubuh manugal saat ini adalah yang ketiga kali yang dilaksanakan Pemkab Gumas melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) sejak 2021, 2023, dan 2024.

Pada 2021 harubuh manugal diangkat dalam Pekan Kebudayaan Daerah (PKD) Gumas, tetapi kegiatan tersebut hanya untuk pencatatan dan pengambilan dokumentasi sebagai salah satu syarat untuk Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) kabupaten setempat, yang digagas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kegiatan harubuh manugal dilaksanakan kedua kalinya di Desa Upon Batu, Kecamatan Tewah, dan ketiga kalinya pada 2024 ini di Kelurahan Tewah.

“Saya juga mengharapkan masyarakat Gumas dapat melestarikan dan meneruskan kegiatan harubuh manugal menjadi agenda yang berkelanjutan,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Disbudpar Gumas Hansli Gonak menyampaikan kegiatan ini bertujuan meningkatkan kerja sama dan kebersamaan pemerintah daerah dengan masyarakat desa/kelurahan, dalam rangka melestarikan adat budaya dan tradisi, serta menumbuhkan rasa kekeluargaan.

Tujuan lainnya adalah memperkenalkan kearifan budaya lokal, sarana promosi budaya dan pariwisata Kalteng, meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan Gumas.

Kemudian sebagai kalender tahunan Pemkab Gumas, membangkitkan kembali semangat masyarakat untuk berladang dan bercocok tanam yang selama ini hampir ditinggalkan, serta meningkatkan kesejahteraan penghasilan melalui bercocok tanam.

“Yang menjadi sasaran kegiatan ini adalah para generasi muda, para seniman dan budayawan, tokoh masyarakat, serta seluruh masyarakat desa/kelurahan sekitar,” demikian Hansli Gonak.

Baca juga: Pemkab Gunung Mas buka pendaftaran 1.119 formasi PPPK

Baca juga: Legislator dukung PPNI Gumas tingkatkan kompetensi dan kesejahteraan perawat

Baca juga: Legislator Gumas apresiasi tokoh agama ikut berupaya sukseskan Pilkada 2024