Ketua DPRD Kotim berjanji tindaklanjuti usulan relokasi warga Desa Rantau Suang
Sampit (ANTARA) - Ketua DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah Rimbun mengaku berjanji akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah terkait usulan relokasi warga di Desa Rantau Suang, Kecamatan Telaga Antang yang kerap terdampak banjir.
"Nanti kami koordinasi dengan pemerintah daerah, baik kabupaten, kecamatan maupun desa. Kalau memang itu perlu direlokasi, maka akan kami upayakan relokasi," kata Rimbun di Sampit, Jumat.
Dia menyebutkan, Kecamatan Telaga Antang merupakan bagian dari wilayah kewenangannya di daerah pemilihan (Dapil) V dan ia juga sering menerima aspirasi masyarakat setempat terkait banjir yang melanda wilayah itu. Bukan hanya Desa Rantau Suang, sebagian besar wilayah utara Kotim memang langganan banjir hampir setiap tahun.
Rimbun pun meyakini bahwa pemerintah daerah sudah memiliki persiapan baik dari sarana prasarana dan lainnya untuk menanggulangi permasalahan banjir tersebut. Namun, bukan berarti DPRD akan lepas tangan dan sepenuhnya menyerahkan kepada pemerintah daerah. Rimbun menegaskan pihaknya akan tetap memonitor kondisi bencana di wilayah tersebut dan siap menindaklanjuti aspirasi masyarakat.
"Lebih-lebih Dapil V itu adalah Dapil saya sekarang, pastinya saya akan ikut memonitor dan kalau memang diperlukan kami akan turun langsung ke lapangan sambil menunggu informasi perkembangan banjir terkini," kata dia.
Sebelumnya Kepala Desa Rantau Suang, Sider menyampaikan permintaan agar sebagian warga desanya yang bermukim di tepi Sungai Mentaya agar direlokasi ke tempat yang aman dari banjir.
"Kami meminta agar bisa direlokasi, kalau bisa diberikan satu kesempatan lagi untuk Desa Rantau Suang. Kami mohon didirikan bangunan bagi masyarakat yang terdampak banjir," ucap Sider.
Ia menyampaikan, pada 8 Oktober lalu desanya dilanda banjir dengan kedalaman mencapai satu meter. Banjir diduga kiriman dari wilayah hulu atau dataran lebih tinggi yang diguyur hujan hingga menyebabkan sungai meluap, sedangkan untuk Desa Rantau Suang waktu itu tidak ada hujan.
Posisi Desa Rantau Suang berada di bantaran Sungai Mentaya, sehingga ketika air sungai meluap maka desa tersebut akan terdampak. Banjir tersebut tidak berlangsung lama, kurang dari satu hari sudah dinyatakan surut. Namun, banjir yang datang tanpa pertanda seperti ini membuat warga tidak sempat mengambil langkah antisipasi dan menyebabkan kerugian. Meski tidak ada korban jiwa, tapi sebagian ternak milik warga mati dan hanyut terbawa banjir.
Baca juga: DPRD Kotim sarankan pegawai RSUD Murjani diberi pelatihan peningkatan pelayanan
Kejadian seperti ini bukan baru kali ini dirasakan warga setempat, terlebih yang menjadi kekhawatiran warga adalah arus dari banjir yang biasanya cukup deras, bahkan 2001 silam pernah menghanyutkan dua unit rumah dan sejumlah rumah lainnya rusak berat termasuk rumahnya.
"Kalau sekarang kondisinya sudah aman, karena banjir biasanya hanya berlangsung enam sampai sembilan jam kemudian surut tidak seperti di desa lain. Tapi arusnya cukup deras dan itu bisa membahayakan," kata Sider.
Ia mengingat beberapa tahun silam sebelum ia menjabat sebagai Kades, Desa Rantau Suang pernah mendapat Program Bina Desa dari pemerintah berupa pembangunan tempat tinggal di dataran yang lebih tinggi untuk masyarakat, Akan tetapi, yang diutamakan waktu itu hanya warga yang belum memiliki rumah. Sementara sebagian warga masih tinggal di lokasi yang saat ini sering dilanda banjir, meliputi 40 rumah dengan 51 Kepala Keluarga (KK).
Sider pun berharap pemerintah bisa kembali mengadakan program tersebut di desanya untuk warga yang belum direlokasi karena banjir yang kian mengkhawatirkan ditambah kondisi rumah warga yang sudah termakan usia.
"Saya siap menghibahkan tanah saya sendiri kalau ada bantuan dari pemerintah untuk relokasi, supaya masyarakat aman dan jauh dari banjir," demikian Sider.
Baca juga: Legislator Kotim ingatkan ASN fokus kerja dan tak terlibat kampanye
Baca juga: 4.400 petani sawit Kotim terima manfaat DBH berupa jaminan sosial
Baca juga: Wujudkan ASN bersih dan berintegritas, BKPSDM Kotim berikan penyuluhan anti korupsi
"Nanti kami koordinasi dengan pemerintah daerah, baik kabupaten, kecamatan maupun desa. Kalau memang itu perlu direlokasi, maka akan kami upayakan relokasi," kata Rimbun di Sampit, Jumat.
Dia menyebutkan, Kecamatan Telaga Antang merupakan bagian dari wilayah kewenangannya di daerah pemilihan (Dapil) V dan ia juga sering menerima aspirasi masyarakat setempat terkait banjir yang melanda wilayah itu. Bukan hanya Desa Rantau Suang, sebagian besar wilayah utara Kotim memang langganan banjir hampir setiap tahun.
Rimbun pun meyakini bahwa pemerintah daerah sudah memiliki persiapan baik dari sarana prasarana dan lainnya untuk menanggulangi permasalahan banjir tersebut. Namun, bukan berarti DPRD akan lepas tangan dan sepenuhnya menyerahkan kepada pemerintah daerah. Rimbun menegaskan pihaknya akan tetap memonitor kondisi bencana di wilayah tersebut dan siap menindaklanjuti aspirasi masyarakat.
"Lebih-lebih Dapil V itu adalah Dapil saya sekarang, pastinya saya akan ikut memonitor dan kalau memang diperlukan kami akan turun langsung ke lapangan sambil menunggu informasi perkembangan banjir terkini," kata dia.
Sebelumnya Kepala Desa Rantau Suang, Sider menyampaikan permintaan agar sebagian warga desanya yang bermukim di tepi Sungai Mentaya agar direlokasi ke tempat yang aman dari banjir.
"Kami meminta agar bisa direlokasi, kalau bisa diberikan satu kesempatan lagi untuk Desa Rantau Suang. Kami mohon didirikan bangunan bagi masyarakat yang terdampak banjir," ucap Sider.
Ia menyampaikan, pada 8 Oktober lalu desanya dilanda banjir dengan kedalaman mencapai satu meter. Banjir diduga kiriman dari wilayah hulu atau dataran lebih tinggi yang diguyur hujan hingga menyebabkan sungai meluap, sedangkan untuk Desa Rantau Suang waktu itu tidak ada hujan.
Posisi Desa Rantau Suang berada di bantaran Sungai Mentaya, sehingga ketika air sungai meluap maka desa tersebut akan terdampak. Banjir tersebut tidak berlangsung lama, kurang dari satu hari sudah dinyatakan surut. Namun, banjir yang datang tanpa pertanda seperti ini membuat warga tidak sempat mengambil langkah antisipasi dan menyebabkan kerugian. Meski tidak ada korban jiwa, tapi sebagian ternak milik warga mati dan hanyut terbawa banjir.
Baca juga: DPRD Kotim sarankan pegawai RSUD Murjani diberi pelatihan peningkatan pelayanan
Kejadian seperti ini bukan baru kali ini dirasakan warga setempat, terlebih yang menjadi kekhawatiran warga adalah arus dari banjir yang biasanya cukup deras, bahkan 2001 silam pernah menghanyutkan dua unit rumah dan sejumlah rumah lainnya rusak berat termasuk rumahnya.
"Kalau sekarang kondisinya sudah aman, karena banjir biasanya hanya berlangsung enam sampai sembilan jam kemudian surut tidak seperti di desa lain. Tapi arusnya cukup deras dan itu bisa membahayakan," kata Sider.
Ia mengingat beberapa tahun silam sebelum ia menjabat sebagai Kades, Desa Rantau Suang pernah mendapat Program Bina Desa dari pemerintah berupa pembangunan tempat tinggal di dataran yang lebih tinggi untuk masyarakat, Akan tetapi, yang diutamakan waktu itu hanya warga yang belum memiliki rumah. Sementara sebagian warga masih tinggal di lokasi yang saat ini sering dilanda banjir, meliputi 40 rumah dengan 51 Kepala Keluarga (KK).
Sider pun berharap pemerintah bisa kembali mengadakan program tersebut di desanya untuk warga yang belum direlokasi karena banjir yang kian mengkhawatirkan ditambah kondisi rumah warga yang sudah termakan usia.
"Saya siap menghibahkan tanah saya sendiri kalau ada bantuan dari pemerintah untuk relokasi, supaya masyarakat aman dan jauh dari banjir," demikian Sider.
Baca juga: Legislator Kotim ingatkan ASN fokus kerja dan tak terlibat kampanye
Baca juga: 4.400 petani sawit Kotim terima manfaat DBH berupa jaminan sosial
Baca juga: Wujudkan ASN bersih dan berintegritas, BKPSDM Kotim berikan penyuluhan anti korupsi