Warga Desa Tewah Pupuh perlu air bersih

id Warga Desa Tewah Pupuh perlu air bersih, kalteng, bartim, Barito timur

Warga Desa Tewah Pupuh perlu air bersih

Anggota DPRD Barito Timur Trikorianto (duduk tengah) melakukan reses perorangan di Balai Kantor Desa Tewah Pupuh Kecamatan Benua Lima, Selasa 29/10/2024). Kades Tewah Pupuh Ardianto dan ketua BPD setempat ikut mendampingi dan menjadi moderator dalam reses perorangan tersebut.

Tamiang Layang (ANTARA) - Kepala Desa Tewah Pupuh, Kecamatan Benua Lima, Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah, Ardianto mengharapkan warganya dapat menikmati air bersih.

“Hingga saat ini belum bisa menikmati air bersih atau air PDAM,” kata Ardianto di Desa Tewah Pupuh Kecamatan Benua Lima, Selasa.

Menurutnya, usulan tersebut sesuai dengan aspirasi warga Desa Tewah Pupuh yang disampaikan dalam setiap Muswarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musresnbangdes).

Ardianto menjelaskan, Desa Tewah Pupuh sebagai desa yang memiliki karakteristik daerah dataran tinggi dari pada Instalasi Kota Kecamatan (IKK) Benua Lima yang berada di Desa Bamban, dengan jarak lebih kurang lima kilometer.

“Jadi air susah untuk menuju ke Desa Bamban walaupun instalasi sudah ada,” katanya.

Anggota DPRD Barito Timur, Trikorianto menjawab keluhan masyarakat Desa Tewah Pupuh saat melakukan kunjungan kerja dalam daerah (reses) perorangan.

Baca juga: Polres Bartim tindak berbagai pelanggaran selama Operasi Zebra Telabang 2024

“Tujuan kita adalah menyerap aspirasi dari warga, dengan upaya agar bisa tertangani dan terakomodasi,” tegas Trikorianto dari Fraksi PKB.

Menurutnya, air bersih adalah kebutuhan dasar yang wajib, maka Trikorianto akan berupaya maksimal agar usulan masyarakat dapat diakomodasi pada APBD 2025.

“Caranya dengan menambah kapasitas daya pompa IKK Benua Lima di Desa Bamban untuk distribusi air bersih, selain itu menambah kapasitas daya tampung air bersih,” kata Trikorianto.

Selain usulan air bersih, lanjutnya, ada juga usulan peningkatan halaman sekolah dasar karena terjadi erosi di halaman sekolah akibat curah hujan yang tinggi dan menyebabkan halaman sekolah tergerus air hujan dan dalam waktu berkepanjangan bisa menyebabkan hal yang tidak diinginkan.

“Diharapkan bisa ditangani segera. Kalau tidak ditangani, maka kemungkinan besar halaman sekolah itu nanti sudah tidak ada dan bisa berdampak pada hal yang tidak diinginkan lainnya,” demikian Trikorianto.

Baca juga: Pemkab Bartim permudah akses adminduk di daerah terpencil

Baca juga: PAW dua anggota DPRD Bartim tunggu SK Pemberhentian

Baca juga: Warga Bartim terima santunan BPJS Ketenagakerjaan Rp42 juta